DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Agar bisa segera bangkit dari keterpurukan akibat terdampak pandemi Covid-19, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) meminta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) segera melakukan transformasi digital. Hal tersebut diutarakannya saat menghadiri kegiatan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) Tahun 2020 yang diselanggarakan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) di Rumah Sanur Creative Hub, Kamis (26/11/2020).
Lebih jauh Cok Ace mengurai, Indonesia tak terkecuali Bali saat ini dihadapkan pada persoalan ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19. Bahkan, Daerah Bali mengalami tekanan ekonomi paling berat jika dibanding provinsi lain. “Pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi hingga minus 12,28% pada triwulan tiga tahun ini,” ujar Cok Ace. Ia menyebut, beratnya tekanan terhadap ekonomi Bali disebabkan besarnya ketergantungan pada sektor pariwisata. Mengacu hasil survei BPS Provinsi Bali, ia merinci ada tiga sektor yang mengalami dampak paling parah yaitu akomodasi makan dan minum sebesar 92,47 %, sektor jasa sebesar 90,90%, sektor transportasi dan perdagangan sebesar 90,34%.
Hasil survei itu memberi gambaran beratnya tantangan yang harus dihadapi sektor perekonomian Bali akibat pandemi Covid-19. Guru Besar ISI Denpasar ini berujar, situasi ini memerlukan daya juang dan kerja keras agar masa-masa sulit ini bisa segera terlewati. Daya juang dan kerja keras itu juga harus dimiliki oleh pelaku UMKM agar mampu bertahan, bangkit dari keterpurukan dan mengembangkan usaha di tengah pandemi. “Salah satu caranya adalah dengan melakukan transpormasi digital melalui pemanfaatan platfom digital,” ucapnya.
Penglingsir Puri Ubud ini menambahkan, teknologi digital saat ini merupakan elemen penting dalam upaya meningkatkan pemasaran produk UMKM. Dengan memanfaatkan platform digital, proses pemasaran bisa dilakukan lebih cepat dan luas. Oleh sebab itu “UMKM go Digital” merupakan kebutuhan mendesak untuk saat ini. Karena dengan ‘UMKM go Digital’, pelaku UMKM diharapkan bisa memenangkan persaingan baik di tingkat lokal maupun global.
Selain memanfaatkan platform digital, Wagub Cok Ace menyarankan pelaku UMKM berkorporatisasi dengan menggabungkan diri dalam wadah koperasi untuk meningkatkan sumber daya dan kemampuan demi memenangkan persaingan. Lebih dari itu, koperasi yang dibentuk oleh para pelaku UMKM hendaknya mempunyai divisi marketing sebagai transformasi untuk sarana meningkatkan penjualan di masa pandemi.
Untuk mempercepat proses digitalisasi UMKM, Cok Ace menyampaikan bahwa Pemprov Bali telah melakukan sinergi dengan berbagai stake holder seperti Perguruan Tinggi, Perbankan, pengusaha, koperasi dan pihak lainnya. Bahkan, di Bali saat ini sudah ada Market Place Bali Mall yang dikhususkan untuk penjualan produk lokal Bali produksi UMKM lokal. “Kami juga dorong pelaku UMKM lokal bekerja sama dengan platfom digital nasional dalam mengembangkan usahanya,” tandasnya.
Sejalan dengan itu, ia memandang kegiatan ICCF sangat relevan dan dapat mendukung kebijakan yang dilaksanakan Pemprov Bali. Ia berharap dengan penyenggaraan ICCF di Bali, pelaku UMKM di Bali termotivasi untuk bisa naik kelas. Pelaku UMKM Bali diminta memanfaatkan momen ini untuk memperoleh informasi dan peluang bagi pengembangan usahanya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki dalam paparan yang disampaikan secara online sependapat dengan apa yang diutarakan Wagub Cok Ace. Ia mengapresiasi upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam membangkitkan kembali sektor UMKM di tengah pandemi. Menurutnya, transfromasi digital merupakan sebuah keharusan bagi pelaku UMKM dalam menghadapi tata kehidupan era baru.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali Trisno Nugroho mengatakan, UMKM adalah salah satu penopang ekonomi yang jumlahnya saat ini tercatat tak kurang dari 482 ribu. “83 persen PDRB kita disumbang oleh UMKM,” jelasnya. Di tengah pandemi Covid-19, Trisno menyebut hampir seluruh UMKM mengalami penurunan tingkat penjualan, khususnya yang belum memanfaatkan platform digital dan pemasarannya masih lokal. “Agar bisa segera bangkit, saatnya UMKM melakukan transformasi digital,” ucapnya. Sebagai bentuk dukungan atas upaya transformasi digital, BI meluncurkan sistem pembayaran online QRIS yang saat ini telah diikuti oleh 158.552 merchant. Bahkan menurutnya, dari segi jumlah kepesertaan merchant, Bali masuk dalam 10 besar nasional.(rls)