DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Dalam upaya menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi yang sedang melanda dunia khususnya Provinsi Bali yang sebagian besar masyarakatnya bertumpu pada sektor pariwisata, Dewan Kerajinan Daerah Provinsi Bali yang diketuai oleh Ny Putri Suastini Koster bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali serta Bank BPD menyelenggarakan pameran Bali Bangkit.
“Melalui pameran Bali Bangkit para pelaku UMKM dan IKM diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan ini sebagai salah satu upaya mengembalikan kepercayaan dunia terhadap kerajinan masyarakat Bali yang tetap berkualitas dan memiliki ciri khas tersendiri,” kata Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster saat berkoordinasi mematangkan perencanaan pameran Bali Bangkit dengan peserta pameran, di Gedung Kerta Sabha Denpasar, Rabu (2/12/2020).
Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster mengatakan, peserta pameran Bali Bangkit yang merupakan pelaku UMKM dan IKM se-Bali diminta saling bersinergi dan menjaga keutuhan dalam persaingan secara sehat.
“Kalian harus mampu memanfaatkan pameran Bali Bangkit ini sebagai media atau wadah promosi di tengah masa pandemi ini. Selain melalui pameran Bali Bangkit yang diselenggarakan secara offline di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar sejak 4 hingga 31 Desember mendatang, pelaku UMKM dan IKM juga harus mampu memulai promosi secara online melalui E_Marketplace dan masuk pada sistem platform digital yang sudah disediakan oleh Balimall.id.
Pameran Bali Bangkit yang diikuti oleh 184 peserta ini akan dibagi menjadi 2 (dua) kloter, yakni 92 peserta mengikuti pameran Bali Bangkit pada 4 s/d 16 Desember 2020, sedangkan 92 peserta lainnya akan mengikuti pameran lanjutan pada 18 s/d 31 Desember 2020. Sebanyak 184 peserta ini terdiri atas 20 kuliner dan 164 kriya (kerajinan).
Mau tidak mau, suka tidak suka, produk hasil kerajinan harus mampu beralih ke sistem online dalam memasarkan untuk mengangkat produk IKM kita, dengan tagline “Untuk mendapatkan produk asli Bali yang berkualitas maka carilah di BaliMall”, ditujukan untuk menarik kunjungan pembeli melalui platform digital atau online, yang bisa dibuka oleh siapa saja dan di mana saja,”ungkapnya.
Selain itu, sustainable produk harus tetap terjaga dan memiliki stok yang cukup dan memadai. Untuk mendukung promosi secara online setiap penjual harus tetap mengisi keunggulan dari produk yang dimilikinya serta mengemasnya dengan baik dan mencantumkan harga sehingga menarik bagi pembeli.
Model hybrid di tengah masa pandemi menjadi salah satu upaya peralihan dari offline menuju online dengan tujuan tetap dapat mempromosikan produk kerajinan. E_marketplace atau platform digital nantinya juga bisa digunakan sebagai tempat atau wadah promosi produk khas Bali secara online. Marketplace Balimall khusus untuk menjual produk asli Bali oleh warga yang berdomisili di Bali dan dengan kerajinan ciri khas Bali.
Selain untuk menggeliatkan perekonomian Bali secara perlahan, pameran Bali Bangkit dan penguasaan teknologi dan informatika merupakan cara efektif dan efisien dalam mempromosikan produk unggulan Bali, dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan pertahanan seni dan budaya yang ada pada sisi grafis kerajinan yang dimiliki oleh UMKM dan IKM Provinsi Bali.
“Jangan sampai kerajinan yang kita miliki dan pertahankan dari zaman dahulu kemudian menjadi mati karena diadopsi oleh teknologi dan terutama tangan tangan yang tidak bertanggung jawab. Mari kita mulai menggunakan produksi lokal agar pelaku UMKM dan IKM kita di Provinsi Bali mendapatkan imbas keuntungan dari karya tangan mereka, dan jika perlu Bali harus memiliki gedung khusus untuk pameran sehingga Bali mampu menjadi tuan rumah penyelenggara pameran tingkat nasional,” ujar Ny Putri Koster.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan, koordinasi dengan peserta pameran Bali Bangkit yang diselenggarakan hari ini sebagai pematangan rencana pameran yang akan dibuka pada Jumat, 4 Desember mendatang.
Peserta yang hadir hari ini sebanyak 85 orang pelaku UMKM dan IKM dalam 2 (dua) kloter, yakni 51 orang pada kloter pertama dan 34 orang pada kloter kedua. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari kerumunan atau kepadatan pengunjung di lokasi pameran.
Pameran Bali Bangkit diselenggarakan sebagai upaya bagaimana kita bisa memamerkan kembali produk kita di tengah masyarakat luas melalui dua media yakni offline dan juga online. Sebanyak 184 peserta yang berasal dari pelaku UMKM dan IKM yang nantinya akan mengikuti pameran adalah mereka yang sesuai pengamatan dari data base masih bisa bergerak dan maju lagi,”jelasnya.
“Untuk mengurangi penyebaran virus maka pelaku UMKM dan IKM yang ikut dalam pameran Bali Bangkit wajib memiliki sistem pembayaran QRIS atau menggunakan transaski non tunai. Bank BPD Bali hadir sebagai alat pembayaran (QRIS) dengan cara transfer real time dengan tujuan mengurangi transaksi uang kartal (dipercaya sebagai salah satu media penyebaran Covid-19 melalui perpindahan uang) dan menghindari sentuhan fisik,”pungkasnya. (rls)