fbpx

Kendalikan Hama Tikus, Bupati Gianyar Lepas Burung Hantu

Bupati Gianyar I Made Mahayastra lepas burung hantu untuk kendalikan hama tikus. (Dok Humas)

GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Bupati Gianyar I Made Mahayastra melepas delapan burung hantu guna pengendalian hama dengan menghidupkan kembali siklus rantai makanan, manjawab keluhan petani terkait hama tikus yang menyerang tanaman padi.
“Yang paling aman dan bisa dilakukan untuk mengendalikan hama tikus yaitu dengan menjalankan kembali rantai makanan. Setelah saya pelajari ternyata burung hantu jenis

Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus per hari,” ujar Bupati Gianyar saat melepaskan 4 burung hantu di Kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang, Jumat

Dalam siaran pers Diskominfo Gianyar, Bupati menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam arti yang luas seperti tanaman, saluran air, dan semua satwa yang ada. Karena jika salah satu saja yang hilang dalam siklus rantai makanan maka akan menjadi bencana.

“Satu cara untuk merawat alam dengan menjaga keseimbangannya. Karena jika tidak seimbang, maka hama akan berkembang dan tentunya untuk membasmi hama akan

dipergunakan alat yang sifatnya kimia dan modern yang akan semakin merusak alam. Maka dari itu saya tekankan pentingnya menjaga ekosistem atau lingkungan, jangan ada yang memburu,” tegasnya.

Burung Hantu jenis Tito Alba yang dilepas di Subak Taro Kelod berjenis kelamin jantan dan betina masing masing 2 ekor. Mahayastra juga melepas 2 ekor di Subak Tegalampit

dan 2 ekor di Subak Tempekan Delod Sema Payangan. Dengan harapan burung dapat memangsa tikus serta berkembang biak untuk menjaga siklus rantai makanan. “Kalau ini

bisa dikembangkan saya yakin siklus rantai makanan akan terjaga, tidak sampai tikus menggerogoti pertanian. Walaupun ada, dalam toleransi wajar,” imbuhnya.
Dilanjutkannya, sebagai kabupaten penghasil beras nomor 2 di Bali, Gianyar terus berkomitmen menjaga lahan pertanian yang ada. Dengan luas lahan pertanian sekitar 9.000

-11.000 hektar, Gianyar mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan Bali dengan menyumbang 40 ribu ton gabah. Disamping itu, Gianyar sebagai kabupaten berbasis

pertanian sudah sepantasnya menjaga lahan pertanian yang ada serta menjaga kelangsungan sektor pertanian.
Apalagi pariwisata Gianyar merupakan pariwisata berbasiskan adat dan pertanian. Artinya dengan menjaga keseimbangan alam beserta isinya, kita mampu meningkatkan

produktivitas sektor pertanian disamping sebagai penopang keberlangsungan sektor pariwisata sabagai sumber pendapatan asli daerah.(ant)

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.