DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa kehadiran organisasi pasemetonan sebagai bagian dari krama Bali mempunyai peranan sangat penting dalam keberlangsungan adat dan budaya.
Hal itu dikatakan Gubernur Koster saat Pembukaan Mahasabha IV Maha Warga Bujangga Waisnawa, bertempat di Gedung Nari Graha, Renon Denpasar pada Minggu (14/2/2021).
“(Pesemetonan, red) ini menunjukkan satu cara untuk membangun kebersamaan, serta menunjukkan rasa bhakti kepada leluhur atau kawitannya,” kata Gubernur Koster.
Dalam acara digelar secara daring dan luring itu, Gubernur Koster mengingatkan bahwa tata cara kehidupan masyarakat Bali yang mengakar kuat pada adat serta budaya mesti selalu ingat dan bhakti kepada kawitan. Hal itu menurutnya harus terus terpelihara dengan baik. “Jika sampai lupa, bisa berat akibatnya. Itu melanggar bhisama,” tegas pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.
Gubernur Koster juga berharap pasemetonan dapat memperkuat diri serta meningkatkan kebersamaan. “Untuk itu harus terus dijaga soliditasnya, membangun terus semangat persatuan dalam diri, dan lebih lanjut turut berpartisipasi aktif menjalankan, mendukung kebijakan pemerintah daerah,” ajaknya.
“Sebagai krama Bali kita punya kewajiban seperti itu, agar bisa membangun daerah bersama-sama,” imbuh alumnus ITB Bandung ini.
Tak berhenti di sana, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini juga menyebut pembangunan yang baik harus melibatkan semua komponen masyarakat, seluruh krama Bali apapun pasemeton-nya. “Untuk itu, visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, menjadi arah besar bagi pembangunan Bali saat ini,” ujarnya.
Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini sesungguhnya dijabarkan Gubernur merupakan visi yang disusun dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat Bali.
Dijelaskannya pula bahwa Bali tak hanya punya sisi skala atau fisik, namun diwariskan mengandung unsur niskala. “Unsur niskala juga yang membedakan Bali dengan daerah lainnya, Bali menjadi terkenal dan mempunyai aura yang sangat kuat karena unsur niskala ini, saya berani jamin tidak ada yang menyamai bahkan di dunia ini,” sebut Gubernur.
Sementara itu, Ketua Panitia Mahasabha IV MWBW, Guru I Nyoman Cakra menyampaikan, sesuai dengan peraturan pemerintah di masa pandemi Covid-19, kegiatan mahasabha diikuti oleh peserta secara terbatas.
Peserta yang hadir langsung lanjut dia, hanya pengurus inti moncol kabupaten/kota ditambah pengurus moncol pusat dan panitia. “Sementara pengurus moncol dari luar Bali, seperti Jawa, Sumatera hingga Sulawesi serta semeton lainnya dipersilakan mengikuti jalannya mahasabha melalui zoom meeting,” jelasnya.
Panitia juga disebut mewajibkan peserta mahasabha menjalani rapid test (tes cepat) antigen sebelum memasuki tempat acara mahasabha.(RED)