BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menginginkan tiga objek pariwisata di Pulau Bali yaitu Pemuteran, Lovina dan Munduk, menjadi zona hijau COVID-19 agar ketiga destinasi pariwisata tersebut bisa segera dibuka.
“Wilayah itu diprioritaskan untuk diberikan vaksin lebih sehingga bisa menjadi zona hijau. Buleleng punya keunggulan, sehingga jangan diabaikan,” ucap Agus Suradnyana, setelah menghadiri vaksinasi terpusat di Gedung Kesenian Gede Manik, Singaraja, yang juga dipantau Presiden RI Joko Widodo secara virtual dari Ubud, Selasa.
Agus mengatakan, agar ketiga objek wisata itu menjadi zona hijau COVID-19, maka diharapkan otomatis harus ada penambahan vaksin di tiga zona tersebut.
Tiga objek pariwisata tersebut secara perhitungan pascapandemi COVID-19 akan dicari oleh wisatawan, mengingat tiga objek tersebut merupakan daerah unggulan yang aman, nyaman dan dekat dengan lingkungan.
Bupati mengatakan tiga daerah pariwisata di Bali yaitu Sanur, Ubud dan Nusa Dua dijadikan percontohan zona hijau COVID-19. Ia berharap percontohan tersebut berjalan dengan baik dan mulus. Jika vaksinnya sudah tersedia, maka daerah lain di Bali akan mengikuti, walaupun tidak secara bersamaan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng terus berusaha sekuat tenaga sambil menunggu ketersediaan vaksin yang cukup. “Kalau target tidak usah dikhawatirkan. Kita sudah punya tenaga yang siap. Bahkan jika nanti kewalahan, kita akan libatkan dari Akbid (akademi kebidanan) dan dari Stikes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan),” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengungkapkan vaksinasi terpusat di Gedung Kesenian Gede Manik secara keseluruhan diikuti 1.035 orang. Jumlah tersebut terdiri dari dari lansia dan unsur masyarakat lainnya.
Dari jumlah itu, sebanyak 479 orang untuk vaksin tahap dua termin satu, sedangkan, sisanya sebanyak 565 orang mendapatkan vaksin tahap dua termin dua. “Tahap dua termin satu yang disasar adalah lansia, tokoh agama, rohaniwan, FKUB, kemudian juga seniman serta kalangan pariwisata. Masih dihitung realisasi dari vaksinasi terpusat ini,” ungkapnya.
Disinggung mengenai vaksinasi tahap kedua termin kedua nantinya, ia menambahkan dengan jumlah yang besar, tentu membutuhkan ruang yang besar. Kalau diarahkan di tempat yang lain, nanti khawatirnya tempatnya tidak cukup, seperti diketahui kondisi lansia tidak mudah.
“Tidak mudah dalam artian tentu harus ada ruangan yang lebih luas. Yang lebih bagus untuk mereka bisa menerima vaksin,” kata Suyasa.