DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Dengan berhasilnya Pameran IKM Bali Bangkit tahap pertama, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster pun kembali menggelar Pemeran IKM Bali Bangkit Tahap II.
Untuk itu, Ny. Putri Koster mengingatkan para perajin peserta Pameran IKM Bali Bangkit untuk terus menjaga kualitas dan warisan leluhur. Menurutnya, berkreasi serta berinovasi sangat diperlukan, namun tidak boleh mengabaikan kualitas dan warisan leluhur. Hal ini dikarenakan, pelan namun pasti, dikhawatirkan kerajinan khas Bali akan mulai ketinggalan identitasnya.
Demikian disampaikan Ny. Putri Koster saat memberikan pengarahan kepada UKM/IKM peserta Pameran IKM Bali Bangkit pada ‘technical meeting’ bertempat di Gedung Tertutup Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Selasa (20/4/2021).
Pada kesempatan tersebut, pendamping Orang Nomor Satu di Bali itu juga meyakinkan para perajin akan keunggulan kerajinan Bali. “Kerajinan asli Bali, baik kain tenun, perak, ukiran batu hingga kayu mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Jangan tinggalkan itu dengan menjual produk tiruan,” tegasnya kepada sekitar 90 perajin.
Ia selanjutnya mengingatkan, hendaknya para peserta pameran yang terpilih pada tahap II kali ini supaya mengikuti aturan yang dibuat oleh Dekranasda. “Kita ingin menonjolkan produk asli Bali yang berkualitas, jadi penuhi itu. Jangan menjual produk tiruan yang menurunkan kualitas yang asli,” tegasnya mengingatkan.
Ny. Putri Koster yang juga merupakan seniman multitalenta ini menyotohkan, kain songket Bali sudah kondang sebagai produk berkualitas dan mendunia, sehingga tidak perlu menjual kain songket bordir yang sudah pasti kualitasnya rendah. “Itu seperti mencederai warisan leluhur kita. Jadi saya mengajak para perajin jangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk seperti itu,” ajaknya seraya menjelaskan menjadi tugas bersama untuk membangkitkan kembali produk lokal kebanggaan masyarakat Bali.
Ny. Putri Koster juga menyebut rencana Gubernur Bali yang akan membuat pusat kebudayaan. “Saya sudah meminta agar menyediakan tempat pameran bertaraf internasional, sehingga para perajin kita bisa menjadi tuan rumah di sana. Jika Jakarta mempunyai JCC, maka kelak Bali akan punya JCC,” katanya disambut dengan tepuk tangan oleh semua peserta.
Pada kesempatan ini, ia juga mengajak para perajin untuk merambah teknologi digital dalam memasarkan produknya. Karena, hal tersebut bisa menambah pangsa pasar dan tentu saja bisa meningkatkan pendapatan. “Kita sudah punya Bali Mall, marketplace khusus untuk para perajin kita. Ayo kita pergunakan hal tersebut sebaik-baiknya,” ajaknya.
Selain itu, Ny. Putri Koster juga menggugah rasa kebersamaan para perajin, dengan meminta mereka menginformasikan seputar pameran. “Mari jaga kebersamaan kita, jika ada informasi seputar pameran infokan ke teman-teman yang lain. Karena bagaimanapun jika kita maju bersama, maka kesejahteraan rakyat Bali akan tercapai,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provimsi Bali Ida Ayu Kalpika melaporkan, pameran yang akan berlangsung selama 27 April – 6 Juni 2021 bertujuan untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali selama masa pandemi Covid-19. Yakni dengan meningkatkan kreativitas IKM, membangkitkan produksi pasar di dalam dan luar negeri serta mengembangkan produk lokal.
Pameran yang akan diikuti oleh 90 IKM ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. “Selain membatasi jumlah peserta dan penunggu pameran, semua peserta juga diwajibkan memakai masker, tidak berkerumun, mengukur suhu setiap hari dengan alat yang disediakan panitia serta mengikuti rapid test dan Swab,” jelasnya.
Senada dengan Ny. Putri Koster, ia pun menjelaskan kali ini para peserta dilarang menjual produk tiruan seperti songket bordiran dan alpaca.(rls)