KARANGASEM, MEDIAPELANGI.com – Kisah dua anak yatim piatu di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
Kini kedua bersaudara tinggal di sebuah rumah yang berada di tengah perkebunan dengan kondisi memprihatinkan bahkan untuk makan sehari-hari mereka menunggu bantuan warga sekitar.
Sampai saat ini mereka belum belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Dengan tempat tinggal rumah yang sederhana berada di tengah perkebunan yang jauh dari keramaian mereka tinggal berdua yakni Ni Made Ayu Setiawati (17) dan I Nyoman Agus Putra (14) asal Banjar Dinas Umanyar, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Bali, sudah hampir empat tahun pada tahun 2017 sejak sang ayah I Wayan Raka Gawa meninggal dunia karena sakit.
Kehidupan mereka semakin memperhatikan setelah sang ibu Ni Nyoman Merta juga ikut meninggal dunia sebulan lalu akibat kekurangan gizi, karena tidak memiliki penghasilan untuk membeli beras dan lauk untuk dijadikan makan sehari-hari.
Kini kedua bersaudara ini masih mengandalkan batuan warga sekitar dan sang kakak Ni Putu Riani yang sudah menikah, itu dilakukan supaya bisa bertahan hidup karena selama ini mereka belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Kini Ni made Ayu Setiawati yang saat ini masih duduk dibangku kelas 12 di SMK Abang, sedangkan sang adik I Nyoman Agus Putra juga masih duduk di bangku kelas VIII di SMP 3 Bebandem.
Datang dari sekolah Ni Made Ayu dan Agus membantu jualan di warung milik sang kakak, dimana saat kedua orang tuanya hidup keluarga ini menerima bantuan pemerintah berupa program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp 250 per bulan.
Namun sepeninggal orang tuanya program tersebut dihapuskan sehingga Made Ayu bersama sang adik Agus Putra harus menanggung sendiri kebutuhan mereka sehari-harinya.
Saat ditemui di rumahnya Ni Made Ayu Setiawati menuturkan sang ayah meninggal dunia karena menderita sakit gagal ginjal pada tahun 2017 silam, sehingga harus tinggal bersama ibu namun pada 18 April 2021 lalu ibu juga meninggal dunia karena sakit.
Kini sekarang hidup berdua bersama sang adik, untuk makan sehari-hari diberikan sumbangan dari warga dan juga diberikan oleh kakak kandungan yang sudah kawain keluar.
Sementara itu menurut dia, untuk biaya sekolah ada sumbangan dari sebuah yayasan sedangkan untuk bekal sehari-hari diberikan oleh kakak karena itu berharap ada bantuan dari pemerintah untuk kedepannya,”ucapnya.
Sementara itu Kelian Banjar Dinas Umanyar I Nyoman Sudana menjelaskan, setelah ditinggal kedua orang tuanya anak yatim piatu. Untuk sementara tinggal di rumah kakaknya, karena itu berharap agar ada bantuan dari pemerintah karena selama ini ke dua anak yatim piatu belum tersentuh bantuan dari pemerintah dimana kedepan agar anak ini bisa melanjutkan sekolah. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka membantu sang kakak jualan di warung.
Made Ayu dan adiknya Agus Putra memang tidak pernah mengeluhkan kondisi kehidupannya. Namun sebagai warga Indonesia ke dua anak yatim piatu tersebut perlu ada perhatian khusus dari pemerintah terutama kesejahteraan mereka kedepannya,”ungkapnya. [mp/wn]