DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terus mendorong para petani kakao di Bali untuk meningkatkan kualitas sehingga memenuhi standar sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar.
“Pemerintah terus mendorong agar para petani kakao, khususnya di Bali meningkatkan kualitas buah tersebut, sehingga memenuhi sesuai dengan standar kebutuhan pasar,” kata Teten Masduki di sela kunjungan kerja di Bali selama dua, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan langkah pemerintah meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan dari hulu hingga hilir telah direncanakan secara matang, sehingga hasil-hasil perkebunan tersebut mampu meningkatkan pendapatan petani tersebut.
“Saat ini kakao di Bali, terutama hasil perkebunan dari Kabupaten Badung dan Jembrana sudah mampu menembus pasar ekspor, termasuk juga bahan baku lokal untuk menjadi kemasan cokelat premium,” ujar Teten Masduki didampingi Bupati Jembrana Nengah Tamba dan Pemilik POD Chocolate Bali, IGAA Inda Trimafo Yudha.
Ia mengatakan hasil perkebunan kakao Bali telah mampu diolah pabrik POD Chocolate menjadi produk cokelat premium, sehingga wisatawan datang ke Pulau Dewata tertarik membeli dan menjadikan oleh-oleh ke negaranya.
“Saya sudah merasakan hasil olahan coklat tersebut. Rasanya enak dan mantap. Ternyata dengan pengolahan dan teknologi dari negara Eropa ini hasilnya luar biasa,” ucapnya.
Menteri Koperasi Teten Masduki lebih lanjut mengatakan hasil perkebunan kakao di Bali kini telah mampu menembus pasar ekspor. Artinya kakao hasil petani di Bali sudah berkualitas bagus atau premium. Langkah ini harus terus didorong pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya agar petani meningkatkan hasilnya dan bernilai tinggi.
Sementara Managar POD Chocolate Bali Toby Garritt mengatakan bahan baku untuk cokelat tersebut semua berasal dari petani lokal. Saat ini kebetulan pabrik ada di Badung, maka kakao di ambil dari petani di Kabupaten Badung bagian utara.
“Kami mengambil bahan baku untuk POD cokelat ini semua dari petani lokal di Badung dan Bali pada umumnya. Dengan sentuhan teknologi dan pemilihan kualitas bahan baku, maka hasilnya semua berstandar premium,” ujarnya.
Ia mengatakan sebenarnya Indonesia kaya dengan hasil perkebunan kakao. Bahkan negara yang produsen cokelat berkelas internasional bahan bakunya dari Indonesia.
“Hasil perkebunan petani kakao kita kualitas dan standarnya sudah sangat bagus. Namun kita masih kalah dalam pengolahan agar mampu menjadi standar internasional. Buktinya di perusahaan kami semuanya mampu produksinya berstandar premium,” ucapnya.[ant]