BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Buleleng, Bali batal menggunakan hotel sebagai tempat isolasi terpusat. Sebagai gantinya, tengah disiapkan dua asrama sekolah yaitu SMA/SMK Negeri Bali Mandara dan SMA Taruna Mandara.
Hal itu disampaikan Bupati yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Putu Agus Suradnyana saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Jumat (16/7/2021) malam.
Agus Suradnyana menjelaskan ada hotel yang telah menyatakan kesiapannya pada saat rapat koordinasi (rakor) dengan pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng. Tapi setelahnya, keyakinan hotel tersebut hilang dan membatalkan kesediaannya digunakan sebagai tempat isolasi terpusat.
Oleh karena itu, tengah disiapkan asrama siswa di SMA/SMK Negeri Bali Mandara di Desa/Kecamatan Kubutambahan dan juga penjajagan dilakukan dengan SMA Taruna Mandara yang ada di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar. “Karena jumlah yang terkonfirmasi cukup banyak per harinya kita harus siapkan alternatif tempat isolasi terpusat,” jelasnya.
Dengan begitu, hotel sudah tidak menjadi alternatif lagi untuk tempat isolasi terpusat. Sekda Provinsi Bali sebagai yang berwenang terhadap SMA/SMK Negeri Bali Mandara juga telah menawarkan asrama sekolah tersebut sebagai tempat isolasi terpusat. Untuk opsi hotel di Denpasar juga tidak memungkinkan. “Penjajagan juga dilakukan terhadap yayasan yang menaungi SMA Taruna Mandara yang disiapkan jika asrama di SMA/SMK Bali Mandara penuh,” ucap Agus Suradnyana.
Terpisah, ditemui usai melakukan peninjauan terhadap dua asrama di sekolah tersebut, Sabtu (17/7), Sekda yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyebutkan secara lisan koordinasi telah dilakukan dengan Sekda Provinsi Bali. Hasil koordinasi tersebut, Sekda Provinsi Bali sudah disetujui dan dipersilahkan untuk menggunakan asrama siswa SMA/SMK Bali Mandara. Jika dipergunakan, dalam kondisi normal kapasitasnya 400 tempat tidur.
Dikarenakan ini untuk menampung pasien Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG), skema awal digunakan hanya 50 persen. Sehingga, ada 200 tempat tidur yang bisa digunakan untuk menampung OTG. Ditambah dengan asrama mahasiswa Undiksha, sudah 360 tempat tidur. “Kalau lebih mendesak lagi, di Bali Mandara masih bisa menambah 50-100 tempat tidur lagi. Dengan mengatur jarak masing masing sehingga kapasitasnya tidak penuh 100 persen. Dengan kapasitas maksimum yang digunakan 75 persen,” sebutnya.
Dirinya menambahkan, dengan melihat jumlah kasus yang mencapai ratusan per hari, penjajagan dilakukan dengan yayasan yang menaungi SMA Taruna Mandara. Seperti diketahui, SMA TAruna Mandara juga memiliki asrama untuk siswa. Seandainya di SMA/SMK Bali Mandara penuh, asrama siswa di SMA Taruna Mandara ini yang digunakan. “Karena punya asrama siswa yang baik dari sisi toilet dan pendukung lainnya. Kita bisa gunakan 100 tempat tidur tambahan. Catatannya kalau di SMA/SMK Bali Mandara sudah penuh. Mudah-mudahan tidak,” imbuh Suyasa.(dra)