DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali membuka Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 4 di Lantai Dasar Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa (19/10/2021).
Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 4 akan berlangsung hingga 17 November 2021, melibatkan 71 pelaku IKM yang mengisi stand di Gedung Ksirarnawa dan Ardha Candra. Selain memamerkan berbagai produk kerajinan, Pameran IKM Bali Bangkit ke-4 juga dimeriahkan stand kuliner yang memanjakan lidah pengunjung dengan makanan khas kabupaten/kota. Untuk mengisi stand makanan, pihak penyelenggara menggandeng TP PKK Kabupaten/Kota agar bisa memperkenalkan kuliner khas dari daerah masing-masing.
Sama seperti pelaksanaan sebelumnya, Pameran IKM Bali Bangkit menerapkan kombinasi penjualan online dan konvensional. Produk yang dipamerkan secara konvensional di stand, juga dipasarkan secara online melalui e-marketplace Balimall.id. Kendati perkembangan kasus Covid-19 telah melandai, pelaksanaan pameran tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
Ny. Putri Koster dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pameran IKM Bali Bangkit ini bukan semata berorientasi pada omzet penjualan. Yang lebih penting menurutnya adalah ajang ini bisa menjadi media pembelajaran bagi pelaku IKM dalam meningkatkan kualitas produk dan strategi pemasaran sejalan dengan berkembangnya era digital. “Kegiatan ini bisa menjadi evaluasi dan saling mengingatkan apa yang seharusnya kita lakukan tapi belum kita lakukan dan yang sudah kita lakukan padahal hal itu tak seharusnya kita lakukan,” ucapnya. Apa yang disampaikannya itu mengandung makna yang sangat dalam, berkaitan dengan tugas pelestarian yang harus menjadi perhatian semua pihak.
Ia lantas mencontohkan fenomena kain tenun endek yang banyak diproduksi di luar daerah. “Endek itu kan salah satu kearifan lokal kita, motifnya dibuat dengan sentuhan seni dan tak boleh sembarangan diambil,” sebutnya. Ia bersyukur, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster yang getol dalam pelestarian kain tenun tradisional seolah mendapat restu semesta ketika tiba-tiba rumah mode Christian Dior memilih endek sebagai bahan koleksi busana mereka.
Terpilihnya endek menjadi bahan busana Dior kemudian membuka jalan dalam pengurusan hak kekayaan komunal untuk kain endek. “Sekarang endek telah memiliki hak kekayaan komunal, artinya pemerintah telah hadir untuk menyelamatkan salah satu kearifan lokal yang kita miliki,” jelasnya.
Sejalan dengan upaya yang dilakukan pemerintah, ia mengajak pelaku IKM dan UMKM mengambil peran dengan memasarkan produk endek yang benar-benar diproduksi oleh perajin lokal Bali. “Saya minta jangan mengambil hasil produk kain endek yang diproduksi di luar Bali. Sebab itu sangat merugikan para penenun yang akhirnya enggan mengambil pekerjaan itu karena hasil tenunan mereka tak terserap pasar,” tambahnya.
Pada bagian lain, seniman multi talenta ini juga memberi pemahaman kepada konsumen tentang bagaimana cara memperlakukan produk tenun tradisional Bali. “Tenun tradisional kita seperti endek, itu sifatnya limited edition. Jadi jangan kita bikin jadi produksi massal. Itu pasti akan jadi kendala bagi penenun,” ujarnya. Selain endek, Putri Koster juga memberi penekanan pada penggunaan kain songket yang sebaiknya jangan dijadikan bahan busana karena akan merusak nilai seni yang terkandung dalam motifnya. “Kalau songket itu, penggunaannya ya untuk kain kamen. Kalau dibuat baju, kesannya berat dan motifnya akan rusak,” pungkasnya
Kadisperindag Bali yang juga selaku Ketua Harian Dekranasda I Wayan Jarta merasa bersyukur karena dengan dorongan dan motivasi dari Ny. Putri Koster, pelaku IKM di Bali tak tenggelam dalam keterpurukan di tengah pandemi Covid-19. Pameran IKM Bali Bangkit yang pelaksanaannya sudah memasuki tahap ke-4 menjadi cambuk bagi pelaku industri kecil untuk tetap kreatif dan produktif di masa pandemi.
Ia menyebut, hingga tahap ke-4 pelaksanaannya, Pameran IKM Bali Bangkit telah memfasilitasi 247 pelaku IKM dengan omzet mencapai Rp. 13 Miliar. Untuk mencegah kesan monoton, atas arahan Ketua Umum Dekranasda Bali, ia terus mencari potensi hasil kerajinan kreatif untuk dilibatkan dalam ajang pameran. “IKM yang dilibatkan dalam pameran telah melalui proses kurasi sehingga dianggap layak menampilkan produknya di ajang ini,” ucapnya. Selain menggilir para peserta, pihaknya juga menghadirkan stand kuliner agar pameran menjadi lebih menarik. Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 4 dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny. Ayu Suwirta, perwakilan TP PKK Kota Denpasar dan jajaran pengurus TP PKK Provinsi Bali.