fbpx

Serunya Tradisi Mesuryak di Banjar Bongan Gede Tabanan

Serunya Tradisi Mesuryak di Banjar Bongan Gede Tabanan

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Hari raya Kuningan di beberapa tempat di Bali dilalui dengan sejumlah tradisi unik. Di Tabanan, tepatnya di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, hari raya yang jatuh sepuluh hari setelah Galungan ini selalu dilalui dengan tradisi Mesuryak.

Sebuah tradisi mengantar para leluhur yang diyakini hadir di tengah-tengah keluarga yang ditinggalkan sejak hari raya Galungan jatuh.

Tradisi ini didahului dengan menggelar berbagai sesajen di masing-masing keluarga. Ritual ini digelar persis di depan pintu utama masing-masing rumah.

Menariknya, sesajen inipun dilengkapi dengan sandang pangan. Seperti kamen, makanan, dan minuman.

Puncak dari ritual ini adalah menghamburkan uang. Baik uang kertas atau logam. Momen inilah yang paling ditunggu-tunggu. Baik anak-anak maupun kaum dewasa.

Dengan segala upaya dan tenaga mereka melompat untuk saling berebut uang yang dihamburkan ke atas di masing-masing keluarga.

Dari masa ke masa, tradisi ini memang terus mengalami perubahan. Meski awal kemunculan tradisi ini tak diketahui sama sekali. Lantaran tak ada lontar atau dokumen tertulis yang memastikan kapan tradisi ini berkembang.

Perubahan mencolok ada pada uang yang dibagikan. Kalau orang-orang dulu di banjar ini menggunakan kepeng, kini mereka menggunakan uang yang berlaku sekarang.

Tradisi ini bertujuan untuk mengantarkan roh para leluhur kembali ke surga. Tiap keluarga melepasnya dengan rasa suka cita. Mesuryak sendiri berarti bersorak. Diambil dari teriakan anggota keluarga saat berebut uang.

Menurut keyakinan warga Bongan Gede ketika Hari Raya Galungan roh para leluhur mereka turun ke bumi sampai hari raya Kuningan. “Mesuryak ini ungkapan simbolik salam perpisahan dengan roh para leluhur kembali ke alamnya,” kata Kelihan Adat Banjar Bongan Gede Komang Suparman, Sabtu (20/11/2021)

Besarnya uang yang dibagikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga. Karena memang tidak ada batasan nilai uang yang ditentukan untuk melakukan tradisi ini.

Semua kegiatan melempar dan rebutan uang dilaksanakan di sepanjang jalan umum Banjar Bongan Gede. Saat kegiatan berlangsung tidak ada penutupan atau pengalihan arus. Pengendara sepeda motor dan mobil masih bisa melintas, namun mereka perlu bersabar menunggu sejenak ketika warga sedang berebut uang. Pecalang (petugas keamanan adat) yang mengatur arus kendaraan bermotor yang melintas.[*]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.