fbpx

Ayah yang Gantung Diri Tinggalkan Surat Wasiat, Isinya Menyentuh

I Gede Ketut Rai Sumantra, korban gantung diri di Umabian, Desa Peken Belayu, Marga, Tabanan. (ISTIMEWA)

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Kematian I Gede Ketut Rai Sumantra (43), warga Banjar Umabian, Desa Peken Belayu, Marga, Tabanan Selasa (7/12) sekitar pukul 18.00 Wita masih menjadi misteri.  Belum diketahui motif korban nekat mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, sebelum melakukan aksi bunuh diri, I Gede Ketut Rai Sumantra diduga sempat meninggalkan surat wasiat yang isinya amat menyentuh.

Surat wasiat itu ditulis dalam dua lembar kertas buku. Surat yang ditulis tangan oleh I Gede Ketut Rai Sumantra menggunakan bahasa Bali.

I Gede Ketut Rai Sumantra memberi banyak pesan kepada istri, anak dan orang tuanya. Surat itu dibubuhi tanda tangan di akhir surat serta nama Pak Ayuk. Diduga Pak Ayuk adalah nama panggilan lantaran anaknya bernama Ayu Vera.

Sebelumnya I Gede Ketut Rai Sumantra ditemukan tak bernyawa oleh anaknya bernama I Gede Yogi Kurniawan (16). Saat itu, Yogi baru selesai makan, dan dia berniat meminta rokok kepada ayahnya yang berada di kamar lantai 2.

Saat akan mendatangi ayahnya di kamar, Yogi justru menemukan sang ayah tergantung di plafon kamar tidur menggunakan tali plastik. Diduga bunuh diri.

Secara spontan, Yogi berteriak mengatakan ayahnya tergantung. Teriakan itu didengar I Bagus Astawa Putra (28) dan langsung mendatangi kamar korban dan mengecek kondisi korban masih lemas.

Selanjutnya Bagus Astawa memegang korban dan menyuruh Yogi mengambil pisau untuk memotong talinya. Setelah korban diturunkan pihak keluarga mulai berdatangan membantu untuk membawa korban ke Rumah Sakit Bali Holistik.

“Setelah diadakan pemeriksaan oleh tim medis korban dinyatakan sudah meninggal dunia, selanjutnya korban dibawa pulang oleh pihak keluarga,” kata Kasi Humas Polres Tabanan Iptu I Nyoman Subagia, Rabu (8/12).

SURAT WASIAT
Surat wasiat yang ditemukan diduga dari I Gede Ketut Rai Sumantra sebelum tewas gantung diri di Umabian, Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Selasa (7/12).

Berikut isi surat dari I Gede Ketut Rai Sumantra yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

Mungkin sudah jalannya Bapak cuma sampai di sini. Maaf untuk keluarga semua

Ma, Bapak minta maaf sebelumnya, memang bapak banyak godaan

Bapak berangkat dengan tenang, rawat anak-anak, doakan bapak dari sini, bapak minta maaf

Bapak memang tidak bisa membahagiakan istri dan keluarga

Yogi -> Gus jaga mama ya jangan ditinggal mamanya. Mama sudah banyak berjuang bersama keluarga

Ayu Vera -> Yu jaga mama, ya, Pak belum memberikan Ayu kebahagiaan. Mudah–mudahan Ayu rukun bersama keluarga di Pedungan (Denpasar, red).

Kadek istri saya –> Bapak minta maaf, karena Bapak tidak bisa menjalani hidup lagi, Bapak mendoakan supaya Mama sehat selalu. Besok kalau Bapak sudah tenang mama boleh mencari laki-laki yang lebih baik dari Bapak.

Keluarga besar saya, Ibu dan Bapak saya minta maaf saya sudah pergi.

 

(tanda tangan, red)

Pak Ayuk

 

 

Subagia menjelaskan, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh I Gede Ketut Rai Sumantra. Korban pun diduga murni tewas bunuh diri dengan cara gantung diri.

Mengenai motif, Subagia mengatakan masih menjadi penyelidikan kepolisian. Walau begitu, polisi menemukaan surat yang ditulis korban. Semacam surat wasiat. [MP]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.