TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Pembatalan PPKM Level 3 jelang Nataru langsung mendapat respons positif bagi pelaku pariwisata di Bali. Terutama bagi para pengusaha hotel dan restoran. Para pengusaha hotel langsung semringah.
Maklum saja, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya menjadi angin segar para pelaku pariwisata di Bali. Sebab, pada momen itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Itu artinya gemerincing rupiah akan mengalir ke Bali yang sudah hampir dua tahun ini sepi lantaran digebuk pagebluk Covid-19.
Itu pula yang disambut pelaku pariwisata di Tabanan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Tabanan, I Gusti Bagus Made Damara mengatakan, kelonggaran terkait penerapan PPKM di akhir 2021 ini setidaknya bisa menjadi angin segar bagi pengusaha di bidang pariwisata.
“Kami menyambutnya dengan gembira. Tentu dengan tetap memprioritaskan penerapan protokol kesehatan (prokes),” kata Damara.
Damara mengatakan, selama ini Bali jadi barometernya Indonesia. Sehingga penerapan prokes di Bali menjadi standar nasional. Apalagi, pada 2022 mendatang Indonesia akan menjadi pelaksana kegiatan berskala internasional yang akan digelar di Bali.
“Tentu pertaruhannya citra Indonesia sendiri. Itu kami sadari betul. Dan relaksasi di akhir tahun ini buat kami tentu menjadi tambahan napas setelah hampir dua tahun hidup segan mati tak mau,” papar dia.
Damara menjelaskan, anggota PHRI Tabanan ada sekitar 180-an. Diperkirakan baru setengah dari keanggotaan yang siap untuk menjalankan usahanya lagi.
“Mungkin belum semua (bisa beroperasi). Paling lima puluh persenan. Mulai hotel berbintang, melati, homestay. Keanggotaan kami di kisaran 180-an. Mungkin setengah dari itu yang sudah mulai siap menerima tamu. Sisanya lagi mungkin sudah buka tapi belum optimal,” jelas Damara, Selasa (7/12).
Kondisi itu, menurutnya, tidak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang terjadi. Yang paling merasakan dampaknya tentu hotel atau restoran yang memiliki segmen pasar wisatawan asing.
“Pasti belum buka. Kalau yang (segmen) domestik, saya kira mungkin sebagian besar sudah siap,” jelasnya seraya menyebut, vila-vila di kawasan Bedugul dan sekitarnya yang selama ini memang memiliki segmen wisatawan domestik.
Akan lain halnya dengan usaha akomodasi wisata yang ada di kawasan pesisir Tabanan dari ujung timur sampai barat. Menurut Damara, rata-rata usaha akomodasi di wilayah tersebut selama ini berorientasi kepada wisatawan asing.
“Intinya lima puluh persen ready (siap). Tidak berani ekspektasi tinggi. Toh sampai sekarang wisatawan asing juga tidak ada yang datang. Apalagi sekarang ada varian (Covid-19) yang baru. Omicron,” tukasnya. [MP]