TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Nelayan seputaran Kecamatan Selemadeg, belakangan diresahkan dengan aksi pencurian bahan bakar mesin tempel jukung di Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan Bali.
Berdasar informasi yang berhasil diperoleh. Setidaknya sudah ada tiga kelompok nelayan yang mengalami kehilangan bahan bakar mesin tempel jukung.
Meski hanya bahan bakar mesin tempel jukung yang hilang, namun warga khawatir aksi pencurian ini terus terulang. Kejadian ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa, saat dikonfirmasi Kamis (28/1/2022) membenarkan, sering hilangnya bahan bakar mesin tempel pada jukung mereka. Hilangnya bahan bakar tersebut diduga akibat dicuri orang. Dan diperkirakan kejadian tersebut sudah terjadi sejak September 2021 lalu.
Menurutnya, pasca kejadian kehilangan bahan bakar mesin tempel jukung itu, para nelayan yang biasa menambatkan jukung di Bangsal menjadi resah.
Mereka lebih waspada dan berharap pihak kepolisian segera mengungkap kasus pencurian bahan bakar mesin tempel jukung ini.
Semula kelompok nelayan mencoba untuk melakukan pengawasan. Namun, begitu satu lokasi di awasi, justru kehilangan bahan bakar terjadi di lokasi lainya.
“Tadi saya sudah minta salah satu perbekel untuk membuat laporan polisi, yakni Perbekel Desa Antap,” kata pria yang akrab disapa Sadam itu.
Dari informasi nelayan di beberapa kelompok, kejadian hilangnya bahan bakar tersebut dialami Kelompok Nelayan Mina Segara di Pantai Soka, Desa Antap.
Kelompok Nelayan Suan Galuh dan Windu Segara di desa yang sama dan Kelompok Nelayan Balian Segara, KUB Sari Soka Segara.
Aksi pencurian ini cukup meresahkan para nelayan. Karena biasanya, nelayan mengisi tanki bahan bakar pada sore hari. Sehingga keesokan paginya mereka tinggal melaut saja. “Bahayanya kalau sama tankinya juga hilang dicuri.
Sementara itu, kerugian akibat dari dugaan pencurian bahan bakar mesin tempel jukung tersebut bisa antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Itu untuk nelayan yang aktivitas melautnya jarak pendek. Melautnya kurang lebih tiga mil dari garis pantai.
Menurutnya, satu tanki diisi sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu tergantung kebutuhannya melautnya. Jika nelayan hanya melaut sepanjang tiga mil jukung hanya membutuhkan 15 liter bahan bakar campuran pertalite dan oli. Jika melaut lebih jauh 20 sampai 24 liter bahan bakar yang di butuhkan biasanya di gunakan untuk cadangan jika sewaktu-waktu habis di tengah laut,”jelasnya.[mp]