TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Bertepatan dengan Tumpek Uye (penghormatan kepada satwa), Pemerintah Kabupaten Tabanan melepasliarkan ribuan satwa ke alam bebas.
Pelaksanaan kali ini, diwarnai dengan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan dan alam secara sekala dan niskala. Mulai dari melakukan persembahyangan bersama dan Pecaruan, hingga menebar ribuan benih ikan, melepas ratusan burung serta mereresik, dengan melibatkan jajaran Pemkab Tabanan, dan masyarakat.
Setidaknya, ada sekitar 10.000 benih ikan nila ditebar Bupati Sanjaya di Danau yang menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Tabanan tersebut. Begitupun dengan ratusan burung juga dilepas di hutan sekitar yang sebelumnya diisi dengan persembahyangan bersama di Pura Ulun Danu Beratan.
“Jadi kita melaksanakan upaya pelestarian alam melalui upacara agama yang disebut Danu Kerthi yang merupakan bagian dari Sad Kerthi. Pelepasan hewan ke alam bebas ini tujuannya untuk menjaga ekosistem demi keseimbangan alam Bali,” ungkap Bupati Sanjaya didampingi Wakil Bupati I Made Edi Wirawan usai melepas ribuan bibit ikan dan ratusan burung di Pura Ulun Danau Beratan
Bupati Sanjaya mengatakan, perayaan Tumpek Uye merupakan salah satu cara orang Bali dalam memegang teguh budaya adiluhung para leluhur dengan menjaga keberlangsungan dan kelestarian fauna. Hal ini dikatakannya wajib dilakukan sebagai suatu kehormatan kepada binatang dalam menjaga keseimbangan alam.
“Tumpek Uye ini jatuh pada setiap 210 hari sekali sebagai penghormatan kepada binatang yang sesuai dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Ada di bidang Danu Kerthinya, kita disini yang melaksanakan bagian dari Jana Kerthi, dan alam lingkungan ini adalah Jagad Kerthi. Ini merupakan implementasi konsep tersebut,” ucap Sanjaya.
Bupati Sanjaya pada kesempatan itu juga menghimbau kepada seluruh jajaran untuk menjadikan momen tumpek kandang ini sebagai ajang untuk meminimalkan sifat Rajas pada diri. Karena menurutnya, apabila seseorang telah menjadi penguasa, menjadi pejabat dan posisi penting lainnya akan cenderung memiliki sifat ego dan ambisi yang berlebih.
“Kalau kita sudah jadi raja (Pemimpin), pejabat ataupun tokoh penting lainnya, pikiran kita pasti akan menjurus liar. Pikiran ini perlu dikandangi dalam perayaan ini, agar tidak liar dan mampu bertugas sesuai tupoksi. Pikiran kita ini sangat perlu dikandangkan untuk mengendalikan sifat-sifat Rajas pada diri kita dan saat inilah momentum kita untuk melakukan semua itu,” pinta Sanjaya.
Selebihnya, Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar mengaktualisasi ajaran-ajaran adiluhung para leluhur dengan lebih memaknai serta melakukan implementasinya. Bali terkenal dengan Seni, Tradisi, Adat dan Budaya yang adi luhung yang sangat perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya sesuai konsep Tri Hita Karana.
“Saya selaku Kepala Daerah tiada apa-apanya tanpa Forkopimda, DPRD, para OPD dan seluruh elemen masyarakat. Maka dari itu, Tabanan ini milik kita bersama dan mari kita bangun bersama baik secara sekala dan niskala. Mari kita bersama-sama membangun Tabanan menuju Tabanan Era Baru yang Aman Unggul dan Madani (AUM),” imbuh Sanjaya. [*]