fbpx
PendidikanTabanan

Sekolah di Tabanan Kembali Belajar Daring

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Tabanan dihentikan sementara waktu. Penghentian PTM tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron di Kabupaten Tabanan tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Ngurah Darma Utama mengatakan penghentian sekolah tatap muka dan kembali menggunakan sistem daring dan menyikapi penyikapi perkembangan kenaikan yang terpapar Covid-19 di kabupaten maupun di provinsi. Dengan mencermati adanya kenaikan yang terpapar dari siswa dan tenaga pendidik. Sehingga atas dasar itu, kembali dilakukan pembelajaran jarak jauh.

“Mulai 4 Februari 2022 sampai dengan intruksi lebih lanjut sambil menunggu perkembangan di masyarakat terkait kasus Covid-19,”kata Darma Utama, Jumat (4/2/2022)

Baca Juga:  Mobil BMW Terbakar di Jalan Denpasar-Gilimanuk, Diduga Korsleting Listrik

Tak hanya siswa, pengajar ada yang tertular Covid-19 sehingga sekolah tatap muka dihentikan sementara. “Ada yang satu sekolah satu siswa. Ada satu sekolah satu guru dan siswa yang terpapar,” ungkap dia.

Dia mengungkapkan, ada sejumlah siswa di Kabupaten Tabanan yang terpapar Covid-19. Namun, Darma Utama menampik ada klaster penularan di sekolah. “Ada tapi bukan klaster sekolah tapi klaster keluarga dan menimbulkan penularan di sekolah. Tetapi tidak dalam katagori klaster menurut dinas kesehatan,” ucapnya.

Lanjut Darma Utama, dari pengalaman dua tahun melakukan pembelajaran jarak jauh (daring) menjadikan pengalaman yang berharga. Kepada jajaran semua satuan pendidikan dibawah disdik Tabanan dengan melakukan daring lebih efektif. Disiplin, kesiapan dalam melaksanakan daring dan memastikan anak-anak mengikuti dengan baik dengan melakukan evaluasi secara berkala.

Diluar itu kita harapakan dengan pola pembelajaran jarak jauh dan menjadikan acuan guru-guru melakukan kreatifitas, kreasi yang jauh berbeda dari pembelajaran tatap muka dan daring.

Dari cara berkomunikasinya kejelasan bahasa dan yang lainya. Dan tentunya membangun pola lain dengan kunjungan ke rumah kelompok kecil belajar bagi anak yang penerimaan tidak maksimal dinilai oleh guru-guru.

“Artinya guru diharapkan lebih banyak melakukan evaluasi anak. Dan pemetaan daya tangkap anak dari evaluasi anak tersebut,”ungkap mantan Kadis Perhubungan Tabanan ini.[mp]

 

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.