DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyebut tanggal 7 Maret 2022 adalah hari bersejarah karena Bali secara resmi dinyatakan sebagai ‘Pulau Karantina’ , alias bisa menerima kedatangan pelaku perjalanan tanpa karantina di hotel atau fasilitas lain.
“Tanggal 7 Maret ini sangat penting bagi kami, khususnya teman-teman di sektor pariwisata, karena kemanapun bapak-bapak pergi, sesungguhnya sudah dalam keadaan karantina,” ujar Wagub cok Ace, saat memberikan sambutan dan Kuliah Umum kepada Perwira Siswa Sesko AU Angkatan ke-59, di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar pada Senin (7/3) pagi.
“Mulai hari ini, Bali juga terbuka untuk wisatawan asing dengan kebijakan penggunaan Visa on Arrival (VoA) telah diberlakukan,” tambahnya. Sehubungan hal tersebut, Wagub Bali menyatakan sangat bersyukur dan menyambut baik kedatangan para siswa Sesko AU beserta instruktur dan jajaran yang hadir di Bali dalam rangka Kuliah Kerja bidang Manajemen.
“Benar-benar kehadiran siswa dan bapak-bapak sekalian bisa memberikan vibrasi positif pada hari bersejarah ini,” ujar Penglingsir Puri Ubud ini. Ditetapkannya Bali sebagai pulau karantina alih-alih mewajibkan pelaku perjalanan untuk melaksanakan karantina di hotel dan fasilitas karantina lain disebutkan Wagub Cok Ace, adalah hasil kerja keras dan kolaborasi semua pihak. “Masyarakat, pemerintah, TNI, kepolisian dan semuanya saling bahu membahu mewujudkan hal tersebut,” tandasnya.
Hal tersebut ditandai pula dengan pencapaian vaksinasi yang sangat tinggi di Bali sebagai salah satu prasyarat utama peniadaan karantina untuk pelaku perjalanan ke Bali, khususnya pelaku perjalanan luar negeri. “Sudah lebih dari 103 persen masyarakat Bali divaksin untuk dosis pertama, juga sudah lebih dari 80 persen divaksin dosis kedua ditambah lebih dari 21 persen sudah mendapatkan vaksin booster. Kondisi yang kondusif ini jadi alasan utama kami sudah bisa dinyatakan sebagai pulau karantina,” ujar mantan Bupati Gianyar ini.
Lebih jauh dalam paparannya, provinsi Bali dijelaskan Wagub mengusung visi Nangun Sat Kerthi loka Bali yang mengandung makna Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian, alam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan terintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945.
“Visi tersebut menuju Bali era baru, yakni sebuah era yang ditandai Bali dengan tatanan kehidupan baru, Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali secara sekala dan niskala berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih,” paparnya lagi.
“Yang luar biasa menurut saya, situasi pandemi benar-benar menjadikan kita segera mengarah ke sebuah era baru, bukan hanya Bali namun juga dunia sedang menuju era baru. Sesuatu hal yang jauh hari sudah dikonsepkan melalui visi ini,” tambah Wagub Cok Ace.
Sedangkan untuk pola pembangunan semesta berencana,dijelaskan Wagub bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus berlangsung secara masif, sistematis dan dinamis. Dengan menggunakan paradigma meliputi berbagai aspek.
“Membangun Bali harus secara holistik dan merata , terarah di seluruh kabupaten Kota. Pembangunan yang bersifat integratif, membangun yang tidak parsial, membangun kabupaten/kota bukan membangun di kabupaten kota,” katanya. “Untuk itu proses pembangunan harus dilaksanakan bersama, kerjasama yang baik, kolaboratif, kreatif dan inovatif,” tuturnya.
Sementara itu, Komandan Seskoau Marsda TNI Widyargo Ikoputra, menyebut Bali sebagai kawasan pariwisata dunia sangat tepat sebagai lokasi pembelajaran dan praktek para siswa Sesko AU. “Ini sesuai dengan tema besar yang kita angkat yakni manajemen kebandarudaraan dalam mendukung keamanan wilayah udara nasional,” tukas Widyargo.
Bali menurutnya adalah pintu masuk atau akses besar bagi personil dan barang dari mancanegara yang tidak hanya menghasilkan problematika secara ekonomi tapi juga dibarengi dengan isu-isu pertahanan dan keamanan nasional. “Untuk itu kami harap permasalahan yang ada di Bali bisa jadi bahan masukan bagi para siswa dalam proses pendidikan dan penyusunan materi,” kata Widyargo.
Total, 149 siswa mengikuti Kuliah Kerja Bidang Manajemen tersebut, termasuk diantaranya 7 orang personil wanita serta 4 siswa dari Angkatan Udara negara sahabat yakni AS, Australia, Malaysia dan Pakistan.[*]