DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Upaya penanggulangan bencana bukanlah pekerjaan sendiri melainkan sudah menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai komponen dan kalangan, maka dari itu upaya-upaya pengurangan resiko bencana haruslah menjadi urusan semua pihak baik dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, media massa atau yang biasa kita sebut sebagai unsur pentaholik bencana.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati saat membuka Diskusi Terbuka Pelaku Garis Depan Pengurangan Resiko Bencana (Disaster Risk Reduction Front Liner Open Discussion), di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Rabu (27/4).
Kegiatan yang dilaksanakan serangkaian memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2022 dan Mendukung Pelaksanaan Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) Tahun 2022 di Provinsi Bali, dengan harapan dapat memberikan kontribusi sekaligus melahirkan ide dan pemikiran yang relevan untuk membangun ketangguhan di segala sektor strategis yang nantinya dapat dikembangkan dan dilaksanakan untuk mewujudkan Bali yang tangguh bencana.
Upaya tanggap bencana harus terus ditingkatkan untuk menanggulangi resiko bencana yang bisa saja datang tiba-tiba. Bencana bukan untuk ditakuti tetapi harus dikenali untuk mengetahui resiko yang akan ditimbulkan sehingga di ketahui lebih dini cara menanggulangi dan cara mitigasinya.
Sesuai dengan peringatan Hari Kesiap siagaan Bencana yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang resiko bencana, menumbuhkan budaya sadar bencana serta membangun kesiap siagaan bencana dengan melakukan latihan dan simulasi secara rutin.
Dengan tag line “mari hidup harmoni dengan bencana, life harmony with disaster” harus menjadi pegangan bagi semua pihak. Terlebih Bali di bulan mei tahun 2022 ini telah ditunjuk sebagai tempat platform global untuk pengurangan resiko bencana. “Sepatutnya momen ini dijadikan momentum untuk menunjukkan praktek baik pengurangan resiko bencana maupun meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di Bali, sehingga mampu bermanfaat bagi pemulihan pariwisata dan perekonoimian Bali”, ungkap Wagub Cok Ace.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin menyatakan hal serupa dengan Wagub Cok Ace. Bahwa kesiap siagaan dalam penanggulangan bencana menjadi tugas dan kewajiban semua pihak, karena bencana datangnya tanpa kita tahu kapan dan dimana. Selain kesiapan secara mental dan fisik, juga diperlukan kesiapan prasarana sebagai peringatan dini yang berperan untuk menginformasikan kepada masyarakat luas. “Penting bagi kit semua untuk memahami sebuah peringatan yang disampaikan resmi oleh instansi terkait”, tegas Made Rentin.[*]