TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Terkait adanya laporan polisi tentang menjadi korban penculikan dan percobaan pemerkosaan itu, ternyata bohong. Wanita berusia 19 tahun itu mengarang cerita bahwa menjadi korban penculikan pada Sabtu lalu (30/4/2022).
Pada awalnya, wanita bernama DAT yang berasal dari Desa Pandak Gede, Kediri, Tabanan itu dikabarkan merupakan korban penculikan. Mereka mengaku menjadi korban penculikan dan dugaan pemerkosaan lalu dibuang di wilayah Pura Puseh Beji Nyitdah, Kecamatan Kediri pada Senin (2/5/2022) lalu.
Setelah polisi melakukan penyelidikan, DAT akhirnya mengakui bahwa dia mengarang cerita soal penculikan tersebut,”kata Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, Rabu (4/5/2022).
“Dari penanganan kasus ini, menurut Renefli kronologis yang disampaikan oleh korban tersebut adalah tidak benar atau mengada-ada. Wanita 19 tahun ini yang sengaja mengaku menjadi korban itu ternyata hanya mengarang cerita seolah-olah dirinya menjadi korban,”ungkapnya.
Mereka mengaku menjadi korban penculikan saat mereka sedang ,mencari buah pepaya untuk sayur di Banjar Mangening, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, kemudian datang GA dengan dua temannya membekap korban lalu di bawa ke dalam mobil dan mulut disumpal kain putih, tangan diikat tali rapia, kaki diikat dengan tali sapi.
Sementara itu, saat ini semuanya masih berproses dari korban, termasuk terduga pelaku, suami korban dan mertua serta saksi lagi kita dalami ada lagi yang akan kita kembangkan untuk menyelasaikan cerita ini.
“Sebelum dilakukan penyelidikan dengan memeriksa, korban, suami korban dan mertua serta saksi mengenai kasus penculikan tersebut,”ujar AKBP Ranefli Dian Candra
Untuk mendalami pengakuan korban Kanit Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPA) melaksanakan konseling kepada korban.
“Setelah dilakukan pendekatan dan konseling oleh Kanit PPA Sat Reskrim Polres Tabanan, korban mengarang cerita bohong. Mereka akhirnya mengakui cerita. Itu karena ada dorongan rasa takut karena pulang ke rumahnya terlalu malam. Sehingga wanita ini membuat cerita agar tidak disalahkan atau tidak dimarah,” ungkapnya.
Motif cerita bohong itu, agar tidak disalahkan atau tidak dimarah. “Sudah dapat dipastikan bahwa mereka hanya mengarang cerita, motifnya agar tidak disalahkan atau tidak di marah karena ada dorongan takut pulang sudah malam. Ada hal harus kami dalami dulu. Kami mohon waktu dulu ya, semua masih berproses” tandasnya.[mp]