TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Sebagai wujud syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan keindahan yang diberikan,
Pemkab Tabanan menggelar perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi sebagai pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.
Sembari menanam pohon Cempaka yang dilaksanakan di DTW Alas Kedaton, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengatakan, upacara ini memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat dan sebagai cara berterimakasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan.
Lebih lanjut dijelaskan, penanaman pohon tidak dilakukan hari ini saja melainkan setiap saat menjaga dan merawat tanaman.
Dalam mewujudkan visi pembangunan Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, maka penerapan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi perlu dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Bali secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin dan penuh rasa tanggung-jawab. Melaksanakan nilai-nilai tersebut, diperlukan tata-titi kehidupan masyarakat Bali yang menyatu dan menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara alam Bali, Manusia/Krama dan Kebudayaan Bali.
Pemerintah Kabupaten Tabanan selalu berusaha menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam beserta isinya sekala niskala cerminan perwujudan nilai Sad Kerthi menuju Bali Era Baru.
“Upacara Tumpek Wariga ini, mempunyai arti agar kita sebagai umat manusia bisa introspeksi diri dan melakukan hal yang baik, seperti selalu berusaha membangun keharmonisan antara manusia dengan alam semesta di hari yang suci ini,” pinta Sanjaya.
Disamping itu, Sanjaya juga mengajak seluruh jajaran dan elemen masyarakat saat itu melakukan doa sebagai ucap syukur yang tulus kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perayaan ini mendapat berkah sesuai yang diharapkan.
Masyarakat diajak untuk menanam dan merawat pohon yang telah memberikan kita sumber kehidupan. Sembari menanam pohon yang dilaksanakan di DTW Alas Kedaton, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengakatan, upacara ini memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat dan cara kita berterimakasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan.
“Filosofi dari perayaan tumpek wariga ini lebih fokus pemulian terhadap tumbuh-tumbuhan sebagai wujud terimakasih kita kepada alam karena telah memberikan oksigen yang datangnya dari tumbuh-tumbuhan,” ujar Bupati Sanjaya.
Lebih lanjut dijelaskan, penanaman pohon tidak dilakukan hari ini saja melainkan setiap saat menjaga dan merawat tanaman.
“Semua agar menjaga lingkungan kantor dan tempat kerja menjadi memontum kita untuk menempa diri menjaga alam. Ayo kita jaga alam dan keharmonisannya mulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan kita bekerja,” ajak Bupati Sanjaya.
Pemujaan ini ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi yang manifestasinya sebagai Dewa Sangkara atau Dewa penguasa kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan. Dimana dalam upacara tersebut dipersembahkan lima macam bubur/bubur sumsum kepada semua tumbuh-tumbuhan, diantarannya, bubur beras putih, bubur beras merah, bubur sumsum hijau, bubur ketan kuning, dan bubur beras injin atau beras hitam.[*]