BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST menghadiri Launching Program Pemuliaan Air yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja yang bekerjasama dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud, Minggu (15/5/2022).
Kegiatan yang dipusatkan di Danau Tamblingan ini, merupakan implementasi dari pelestarian lingkungan yang selama ini di gagas oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.
Launching Program Pemuliaan Air dengan tema “Tamblingan Alas Mertajati Jala Sudha Pratistheng Bhuana Merawat Air, Meruwat Diri, Menjaga Bumi” ini diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Dalam Kesempatan ini, hadir pula Koordinator Staf Khusus Presiden yang juga sebagai Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Camat Banjar, Camat Sukasada, Pengerajeg Adat Dalem Tamblingan, dan Bendesa Adat Wilayah Penyangga Danau Tamblingan dan Danau Buyan.
Dalam Sambutannya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengaku sangat mengapresiasi kegiatan Program Pemuliaan Air ini. Menurutnya, pelestarian lingkungan harus dilakukan oleh semua pihak. Hal ini dikatakan untuk tetap menjaga ekosistem dan ketersediaan air bagi masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat Buleleng pada khususnya.
“Kita harus jaga betul pemuliaan air ini agar keberadaan air bersih di Buleleng terus dapat terjaga, dan kita harus benar-benar tertib dengan rencana tata ruang yang kita buat tentu edukasi dan literasi tata ruang yang yang kita bangun adalah milihat ekosistem yang berkelanjutan sehingga kita bisa masukan ke RDTR yang kita buat,” katanya.
Dirinya pun berpesan, kegiatan penanaman pohon harus diimbangi dengan pemeliharaan. Sehingga kegiatan yang dilakukan tidak menjadi sia-sia.
“Penanaman pohon jangan hanya sifatnya serimonial saja, pohon kecil-kecil dan yang tidak asli dari kawasan ini sehingga pohon tidak bisa tumbuh dengan baik,” pesannya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui usai acara mengatakan, kombinasi hutan dan danau yang terus dijaga merupakan satu gerakan yang sangat baik untuk melestarikan lingkungan.
“Ini bisa menjadi stigma yang bisa diberikan untuk masyarakat di wilayah lain di Indonesia, agar ekologi betul-betul dijaga dengan baik dan ancaman sebenarnya adalah umat manusia itu sendiri, sehingga umat manusia harus bisa memahami pentingnya kita hidup di satu wilayah yang tetap harus terjaga dengan baik supaya kehidupan ini tetap bisa berlangsung dengan baik,” pungkasnya. (JOZ)