DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali yang juga selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali I Wayan Jarta menerima kunjungan rombongan Ikatan Istri Karyawan Bank Mandiri (IIKM) pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Taman Budaya Denpasar pada Sukra Pon Wuku Medangsia (Jumat, 1 Juli 2022).
Rombongan IIKM dipimpin oleh istri Direktur Utama Bank Mandiri Ny. Henny Darmawan didampingi Istri Senior Vice President Bank Mandiri Region XI/Bali & Nusa Tenggara Ny. Hendra Wahyudi dan Vice President Bank Mandiri Region XI/Bali & Nusa Tenggara Ni Luh Putu Sulistiawati.
Sebelum berkeliling mengunjungi stand, rombongan IIKM menerima penjelasan singkat dari Ny.Putri Koster terkait konsep pameran di ajang PKB ke-44. Dijelaskan olehnya, pameran kerajinan tak hanya dilaksanakan saat gelaran PKB, namun telah menjadi agenda berkesinambungan dalam wadah Pameran IKM Bali Bangkit.
Lebih jauh ia menuturkan, gagasan untuk mewadahi para perajin dalam sebuah pameran muncul di tengah situasi pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian Bali. Selaku Ketua Dekranasda Bali, ia mencari jalan untuk membantu perajin bangkit dari keterpurukan sehingga digelarlah pameran IKM Bali Bangkit.
Selain membantu perajin untuk memasarkan produk, pihaknya juga menjadikan pameran sebagai ajang edukasi karena banyak hal yang perlu dibenahi, khususnya dalam upaya pelestarian kerajinan tradisional Bali. Dua produk yang intens menjadi perhatiannya adalah kerajinan tenun tradisional Bali yaitu endek dan songket.
Diterangkan olehnya, endek menghadapi tantangan karena diproduksi secara massal di luar daerah lalu dipasarkan kembali di Bali. “Kami jadi double rugi, perajin lokal kehilangan konsumen dan karya kami juga ditiru. Sementara songket, motifnya banyak diambil untuk kain bordiran,”bebernya.
Melalui pameran IKM Bali Bangkit yang berlanjut ke PKB, jajarannya melakukan edukasi dengan proses kurasi yang ketat. Pihaknya secara tegas mewajibkan agar yang dijual di ajang pameran adalah produk yang dihasilkan perajin lokal. Sejalan dengan itu, ia juga menaruh perhatian pada kerajinan perak yang belakangan menghadapi tantangan dengan peredaran perhiasan berbahan alpaka.
Selain menekankan pada penjualan produk lokal, Dekranasda Bali juga memberi edukasi tentang penentuan harga. Dengan tagline ‘produk berkualitas dengan harga pantas’, ia ingin memberi jalan tengah yang sama-sama menguntungkan bagi perajin, penjual dan konsumen.
“Jangan sampai harga ditekan serendah-rendahnya di perajin, lalu diangkat setinggi-tingginya di tingkat konsumen,” tambahnya. Ia menyarankan agar produsen melepas barangnya dengan margin keuntungan antara 20 hingga 25 persen dari total biaya produksi. Terkait dengan edukasi harga ini, perempuan yang juga dikenal memiliki segudang talenta ini mengemas pameran dengan label harga pas layaknya di supermaket. “Sudah ada label harganya, jadi pembeli jangan menawar lagi,” cetusnya.
Istri Direktur Utama Bank Mandiri Ny. Henny Darmawan mengapresiasi berbagai terobosan Dekranasda Bali dalam membantu perajin bangkit di tengah pandemi. Pada prinsipnya, jajaran IIKM siap mendukung program pelestarian dan pengembangan kerajinan tradisional di seluruh Indonesia, termasuk Bali. Saat mengunjungi sejumlah stand, rombongan IIKM Nampak sangat kagum dengan keragaman hasil tenun tradisional Bali.
Salah satu yang mendapat perhatian adalah Tenun Gringsing. Ny. Putri Koster menjelaskan bahwa dari segi cara pembuatan, tenun ini termasuk langka dan hanya ada di tiga negara yaitu Jepang, India dan Bali-Indonesia. Saat berkeliling ke sejumlah stand, rombongan IIKM membeli sejumlah hasil kerajinan yang dipamerkan.[*]