fbpx

Bersama Saint Gobain, Edi Wirawan Tanam 1.000 Pohon Durian

Bersama Saint Gobain, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali I Made Edi Wirawan saat melakukan penanaman perdana 1.000 pohon durian di Banjar Angkah Munduk, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Minggu (10/7/2022).

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Salah satu misi pembangunan Kabupaten Tabanan memperkuat Tabanan sebagai lumbung pangan serta sentra pengembangan hortikultura di Provinsi Bali dan diperkuat dengan daya dukung wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan maupun hortikultura.

Untuk itu pembangunan pertanian di Kabupaten Tabanan tidak hanya dititik beratkan pada komoditas tanaman pangan tetapi juga memacu dan menumbuh kembangkan sentra-sentra pengembangan komoditas hortikultura.

Melihat dari potensi daerah di Tabanan. Dimana alam Tabanan memiliki potensi besar dan lengkap, mulai dari Laut, Danau Bukit dan Gunung. Sehingga karena secara geografis mendukung, durian juga menjadi salah satu potensi tinggi untuk dikembangkan masyarakat.

Hal itu disampaikan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali I Made Edi Wirawan saat melakukan penanaman perdana 1.000 pohon durian di Banjar Angkah Munduk, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Minggu (10/7/2022).

Seribu jenis durian yang di tanam yakni Musang King, Bawor dan Duri Hitam, 100 pohon dilahan seluas 1 hektar dan 900 pohon lagi di tanam di lahan milik warga.

Program penanaman 1000 Pohon Durian oleh Saint-Gobain ini adalah bagian darisustainability development yang dilakukan oleh Saint-Gobain di regional Asia Pasifik, khususuntuk penanaman pohon durian ini hanya ada di Indonesia.

“Dari 10 Kecamatan karena secara geografis sangat mendukung, tanaman durian juga menjadi salah satu potensi tinggi untuk dikembangkan masyarakat Tabanan. Karena Kabupaten Tabanan sangat komplit dibandingkan dengan daerah lain. Sehingga saat ini memaksimalkan potensi pertanian,” ucap Edi Wirawan yang juga Wakil Bupati Tabanan ini.

Menurut Edi Wirawan, dengan tiga jenis durian itu, maka pemerintah optimis dapat memenuhi pasar. Apalagi, saat ini memang dibanding durian kane yang ada di Bali, tiga jenis durian (Musang King, Duri Hitam dan Bawor), sedang merajai pasar dan paling diminati masyarakat. Sehingga, pihaknya setuju ketika Siant Gobain menanam dan merawat membantu masyarakat Tabanan, khususnya untuk warga Desa Angkah menanam jenis tersebut.

“Pada dasarnya semua durian sangat baik di dataran Tabanan ini. Tapi yang penting adalah bagaimana orientasi kita kepada pasar. Karena apa yang diminati akan cukup baik ketika dijual,” ungkapnya.

Kedepannya, diharapkan dengan adanya kegiatan penanaman 1000 pohon durian ini dapat membantu para  petani durian di desa angkah, untuk lebih intensif didalam teknologi budidaya komoditas durian yang baik dan benar sehingga tercapai peningkatan produksi komoditas durian untuk mendukung ekspor unggulan dari Kabupaten Tabanan,”harapnya.

Sementara itu, Tim Pelaksana CSR 1.000 Durian, Robi Kristianto mengatakan, penanaman pohon pertama rencana akan ditanam 1000 di Desa Angkah Bali. Penanaman pohon juga merupakan program CSR pihaknya setiap tahunnya. Pemilihan desa Angkah sendiri, pihaknya juga sudah menggelar riset lokasi selama kurang lebih dua tahun. Dan lokasi paling cocok durian selama research itu ialah Desa Angkah dan Seririt.

“Tapi memang di Seririt itu daerahnya, secara geografis terlalu berbukit. Dan untuk memonitoring kami cukup kesusahan. Sehingga kami memilih Desa Angkah yang lokasinya sangat cocok,” jelasnya.

Menurut dia, pemilihan durian sebagai pohon yang ditanam, juga bertujuan menurunkan CO2 Karbon. Dan yang paling penting ialah  jangan sampai warga Bali asli menjadi penonton untuk menghidupkan perekonomian di Bali. Khususnya, masyarakat di Desa. Karena durian juga memiliki nilai ekonomis atau harga tinggi. Selain soal harga dari segi perawatan sangat gampang atau biasa disebut genjah.

“Target kami untuk masyarakat ialah tiga tahun untuk bagaimana belajar membuat pohon berbuah. Sehingga pada tahun ke empat merasakan hasilnya. Untuk pasar, masyarakat tidak perlu memikirkan. Karena Balj memiliki potensi besar untuk mencukupi pasar (sampai saat ini belum terpenuhi). Jadi nanti bagaimana harus mengemas atau inovasinya yang dipikirkan,”ucapnya.

Setelah penanaman selesai, pengawasan penyerapan karbon dan kondisi pohon akan dilakukan secara berkelanjutan. Harapannya, setelah tahun ketiga penanaman, penyerapan kadar CO2 akan mencapai hasil yang maksimal oleh ke 1000 pohon ini, dan durian yang dihasilkan dapat mendukung pengembangan ekonomi petani lokal dan wilayah.

Dengan penanaman 1000 pohon durian ini Saint-Gobain berharap dapat menjadi carbon sink (upaya penyerapan karbon secara alami) di wilayah Bali,”pungkasnya.[mp]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.