DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Bangsa Indonesia khususnya Bali membutuhkan generasi muda yang sehat dan cerdas dalam meneruskan program pembangunan ke depan.
Oleh sebab itu, pendidikan yang mumpuni didukung dengan kesehatan yang baik menjadi kunci dari itu semua. Untuk melahirkan generasi yang sehat dan cerdas, diperlukan juga perempuan-perempuan yang pintar menjaga kesehatan tumbuh kembang janin baik sejak dalam kandungan bahkan setelah dilahirkan.
Hal itu disampaikan saat Dialog Lintas Denpasar Siang “Cegah Stunting Itu Penting” Bersama Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, di RRI Denpasar, Senin, Soma Kliwon Krulut (18/7).
Menurutnya pengetahuan yang baik tentang gizi dan asupan yang membangun pertumbuhan dimulai sejak perempuan memasuki masa remaja, pra-nikah, hamil dan melahirkan.
Pentingnya pengetahuan dalam memahami kebutuhan gizi dan kesehatan menjadi tugas bagi Tim Penggerak PKK, dengan tujuannya membangun komunikasi antara kader dengan masyarakat umum sehingga tersalurkan pengetahuan yang nantinya diharapkan akan mengalir dari mulut ke mulut untuk menjaga diri terlebih saat hamil dan sesudah melahirkan.
Asupan gizi menjadi sangat penting bagi tumbuh kembang janin yang akan dilahirkan, selain membentuk kelengkapan organ tubuh yang sempurna, juga akan mempengaruhi kecerdasan kerja otaknya setelah dilahirkan nanti. “Asupan makanan itu tidak perlu mahal, namun yang terpenting adalah lengkap gizinya.
Selain itu menjaga pola hidup, mulai dari pola makan, pola tidur atau istirahat yang cukup, menjauhi stres dan mengurangi penggunaan gadget adalah cara yang tepat untuk memberikan peluang bagi tumbuh kembang janin di dalam perut ibunya. Seorang pria juga wajib menjadi suami yang sigap untuk menjaga istrinya.
Dia harus berani mengingatkan istrinya untuk makan yang teratur, tidur atau istirahat yang cukup sekaligus memberikan batasan waktu untuk menggunakan gadget selama hamil per harinya,” jelas Ny. Putri Koster.
Setelah lahir, bayi juga harus mendapatkan perhatian yang lebih dari sebelumnya. Karena selain membutuhkan imunisasi yang lengkap, ASI yang cukup, asupan makanan dan gizi yang lengkap, tumbuh kembang bayi juga wajib diperhatikan setiap bulannya. Karena perkembangan berat dan panjang badan bayi sangat penting untuk mengetahui apakah bayi tersebut tumbuh baik dengan berat dan panjang yang standar ataukah belum, dari sinilah akan diketahui apakah pertumbuhan bayi tersebut termasuk stunting ataukah tidak.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada balita yang diakibatkan oleh gizi kronis 1.000 hari pertama kehidupan (setelah dilahirkan).
Dan hal ini akan bisa dilihat atau diketahui setelah pertumbuhan balita di usia 2 tahun, yang ditandai dengan gagal pertumbuhan tinggi (panjang) badan yang kurang dari standar, terjadi gangguan kognitif atau gangguan pada otak serta mengalami gangguan metabolik (cenderung kena penyakit stroke).
Secara nasional, Bali mencatat tingkat stunting di tahun 2021 sebanyak 10.9%. hal ini menunjukkan Bali memiliki tingkat stunting terendah di Indonesia, namun Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK seluruh Bali mentargetkan Bali 9.28% di tahun 2022 ini.
Selain asupan gizi yang cukup melalui makanan, juga diperlukan tablet penambah darah yang wajib diminum oleh remaja perempuan. Hal ini dimaksudkan agar ketahanan tubuh dapat dimiliki saat nanti mulai mengandung dan melahirkan. Karena daya tahan tubuh dibangun mulai dari usia remaja.
Selain mengkonsumsi tablet penambah darah, pemberian makanan tambahan (PMT) terhadap ibu hamil dan juga balita adalah salah satu upaya mencegah terjadinya stunting bagi anak. Sehingga jumlah dan kasus ibu hamil KEK (kekurangan energi kronis) dapat diminimalkan.[*]