TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan langsung melakukan pendataan peristiwa ambruknya atap bangunan sekolah dasar di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur, Selasa (30/8/2022).
Kendati tidak ada korban jiwa dalam ambruknya atap bangunan SDN Gadung Sari di Banjar Cepaka, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan itu akan tetapi kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
“Dari hasil pendataan kami di lokasi, tiga atap bangunan sekolah tersebut ambruk dipicu akibat kontruksi bangunan yang sudah lapuk,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri.
Setelah mendapatkan informasi akan peristiwa tersebut BPBD langsung berkoordinasi dan turun melihat reruntuhan serta melakukan pendataan akan kerugian dalam bencana ini.
Atap diduga ambruk lantaran kondisinya sudah rapuh dan bangunan sekolah ini sudah tua serta kayunya sudah lapuk sehingga beban atap semakin berat apalagi diguyur hujan deras tidak kuat menahan beban seperti genting.
“Di lokasi kami bersama pihak terkait turun untuk melihat kondisi tiga ruang kelas yang ambruk. Tercatat, kerugian mencapai Rp250 juta,” kata Giri.
Masih kata dia, secara spesifikasi tiga ruangan ambruk tersebut yaitu ruang kelas satu, dua dan tiga Akibatnya, ketiga ruangan tersebut mengalami rusak berat bagian atap dan dindingnya. Untuk melihat kondisi di lapangan bantuan perbaikan bangunan ini akan menjadi skala prioritas sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Dilokasi, genting dan kayu penyangga terlihat ambruk ke lantai di dalam kelas. Ambruknya atap hampir di seluruh ruangan kelas.
“Memang sebelum ambruk pun sudah nampak keretakan pada bangunan tersebut. Dan di perparah dengan hujan intensitas tinggi selama sepekan ini yang akhirnya mengakibatkan atap bangunan ambruk,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Gadung Sari I Nyoman Widana mengatakan, memang tiga ruangan kelas tersebut sudah tidak layak dan lama di kosongkan. Untuk aktifitas belajar mengajar.
Saat ini seluruh siswa yang berjumlah 41 orang sudah dievakuasi di tempat yang lebih aman. Sehingga untuk proses belajar mengajar siswa kelas satu di ruangan PAUD, kelas dua dan tiga di emperan sekolah.
Kondisi tiga ruang kelas memang kondisi fisik bangunan sudah rusak. Dengan kondisi tersebut pihaknya sudah tidak menggunakan kelas tersebut untuk aktifitas belajar mengajar. Sehingga sejak pembelajaran tatap muka di mulai, tiga ruangan kelas itu tidak di pakai lagi untuk kegiatan belajar mengajar karena kondisi fisiknya yang rapuh.[mp]