JEMBRANA, MEDIAPELANGI.com – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dalam Talkshow “Amertha Taksu Abhinaya”, Memulihkan Alam Untuk Masyarakat Sejahtera Dari Perspektif Gender, di Pantai Karangsewu-Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Rabu, Buda Wage Menail (31/8)
Talkshow yang diselenggarakan serangkaian Hari Konservasi Alam Nasional ini menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster, IA Rusmarini selaku Pembina Desa Wisata se-Bali sekaligus Penerima Kalpataru 2020 pembudidaya tanaman obat, upakara dan tanaman langka serta I Nyoman Alit Putrawan yang merupakan Wakil Direktur Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
Dalam talkshow tema yang diangkat, “Amertha Taksu Abhinaya”, Memulihkan Alam Untuk Masyarakat Sejahtera Dari Perspektif Gender Ny. Putri Koster mengingatkan kepada masyarakat Bali tanpa terkecuali untuk turut serta berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan kita sebagai tempat kita hidup, tempat kita mengenyam Pendidikan dan mencari nafkah sekaligus tempat berpijak dalam meneruskan keturunan dan cita-cita leluhur. “kita sebagai manusia yang diberkahi kesempurnaan diantara makhluk lainnya, sudah wajib bersyukur atas nikmat yang diberikan.
Sehingga wajiblah bagi kita untuk tetap menjaga keselarasan hidup dan kelestarian semesta untuk kehidupan jangka panjang yang lebih baik. Untuk itu mari kita jangan pernah lupa untuk menjaga hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan, yang kita kenal dengan konsep Tri Hita Karana,” tegas Ny. Putri Koster.
Selain itu, untuk menjaga keselerasan lingkungan agar tetap hijau dan bersih, juga bisa kita lakukan melalui pemuliaan semesta beserta isinya dengan persembahan yadnya yang bertepatan dengan perayaan tumpek uye, tumpek wariga, tumpek landep, tumpek kuningan dan tumpek wayang.
Dengan merawat lingkungan Bersama, maka upaya untuk melindungi alam agar tidak semakin mengikis dan tidak punah, akan dapat memberikan perlindungan masa depan yang tidak membahayakan bagi anak cucu dan generasi selanjutnya.
Sesuai Rakernas ke 9 tahun 2021 melalui program unggulan PKK, Tim Penggerak PKK aktif mensosialisasikan agar Kadernya mulai memberikan contoh tentang penataan halaman rumah yang teratur, indah, nyaman dan bermanfaat atau yang biasa dikenal dengan Gerakan amalkan dan kukuhkan halaman teratur, indah, nyaman dan bermanfaat “AKU HATINYA PKK”.
Dengan halaman yang rapi dan pengaturan yang indah serta nyaman terlebih memiliki manfaat dalam pemenuhan kebutuhan sayur mayur dan bumbu dapur sehari-hari, tentu saja akan meringankan beban pengeluaran, selain itu tentu saja vibrasi positif akan tumbuh, mulai dari kenyamanan yang membuka komunikasi yang baik antar anggota keluarga, memberikan O2 yang sehat dan juga mampu menumbuhkan semangat dan kebiasaan keluarga untuk bergotong royong di hari libur (membersihkan areal HATINYA PKK) sehingga rumah adalah istana bagi anggota keluarganya.
Selain itu, perlindungan alam Bali secara menyeluruh juga sudah diatur ke dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, dimana secara gamblang telah dijabarkan terkait pengelolaan sampah berbasis sumber yang pemilahannya dilakukan dari tingkat rumah tangga sebelum kemudian diangkut oleh petugasnya.
Tim Penggerak PKK sebagai partner pemerintah yang berfungsi menggerakkan masyarakat untuk Bersama membangun Bali agar tetap ajeg sesuai tata-titi yang diwariskan oleh para leluhur, mengajak agar seluruh masyarakat untuk sadar akan kewajiban menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan keluarga, menjaga kebersihan lingkungan secara luas.
“Mari kita memulai dari diri kita sendiri untuk membiasakan hidup bersih, agar jangan sampai di hilir terus sibuk mengelola dan memilah sampah sedangkan di hulu tetap sibuk membuat dan menghasilkan sampah. Mari kita jadikan Bali untuk kembali kepada tatanan yang sesuai untuk menuju Bali yang taat, kokoh dan kuat dengan warisan leluhurnya yang tata-titi-tenteram-kerta-raharja dengan prinsip ‘desaku bersih tanpa mengotori desa lain’,” imbuh Ny. Putri Koster.
Sebagai bentuk cinta kasih dan kepeduliannya, Ny. Putri Koster yang didamping oleh Plt. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI serta Bupati Jembrana menyerahkan 100 paket sembako dari TP PKK Provinsi Bali kepada 100 lansia yang berasal dari desa penyangga Taman Nasional Bali Barat yakni Desa Gilimanuk, Desa Pejarakan, Desa Melaya, Desa Sumberkima, Desa Sumber Klampok, Desa Ekasari dan Desa Belimbing Sari.
Sementara itu IA Rusmarini selaku Pembina Desa Wisata se-Bali sekaligus Penerima Kalpataru 2020 pembudidaya tanaman obat, upakara dan tanaman langka
Sampah jika dikelola dengan baik, maka akan menghasilkan rupiah dan membantu perekonomian masyarakat. Karena semua potensi alam yang ada bisa diolah dengan cara yang kreatif, misalnya sampah organik atau limbah bisa dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi tumbuhan serta tanaman perkebunan. Hal ini tentu saja akan mengurangi penggunaan zat kimiawi bagi petani dan sehat bagi kita yang akan mengkonsumsi hasil panen pertanian.
Selain itu, di dalam tubuh yang sehat tentu membutuhkan pangan yang berasal dari olahan tangan yang bersih dan sehat juga, baik itu dari mulai menanam, panen hingga pengolahannya atau memasak.
Oleh karena itu maka diharapkan perempuanlah yang menjadi agen perubahan yang mempromosikan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Kedepannya diharapkan perempuan dapat mendorong lebih banyak lagi untuk memimpin langkah – langkah pelestarian lingkungan hidup, yang mungkin dapat memberikan inspirasi luar biasa kepada kita semua dalam bidang lingkungan hidup.
I Nyoman Alit Putrawan yang merupakan Wakil Direktur Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
Sesuai Niti Sastra 39 terdapat tujuh (7) IBU yang harus dihormati, yakni ibu kandung, istri guru kerohanian, istri brahmana, istri raja, perawat, sapi dan bumi. Sehingga kita wajib menjaga lingkungan dari kerusakan alam baik itu penebangan pohon secara brutal dan liar (pembalakan hutan), polusi air dari limbah industri dan pertambangan serta polusi udara.
“Menghormati alam semesta sama juga artinya dengan menghormati IBU atau kaum perempuan, karena dimana Wanita dihormati maka disanalah para dewa berkenan, namun dimanapun Wanita tidak dihormati maka upacara suci apapun tidak akan membuah hasil. Hal ini bisa diartikan bahwa apabila lingkungan kita dirusak dengan sengaja, maka tidak akan pernah ada kesejahteraan dan kenyamanan hidup yang dirasakan,” ungkapnya.
Selain itu ia juga mendukung visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang berfokus kepada Danu Kerthi yang menitik beratkan kepada air sebagai sumber kehidupan. Dimana “janganlah satu orangpun yang membuang kotoran dan mencemari sungai, karena segala sumber kehidupan kita berasal dari air,” imbuhnya lagi.[*]