fbpx

Saluran Irigasi Jebol, Belasan Hektar Sawah di Jatiluwih Terancam Gagal Panen

Saluran Irigasi Jebol, Belasan Hektar Sawah di Jatiluwih Terancam Gagal Panen [foto I Wayan Mustra ]

TABANAN, MEDIAPELANGI.com- Sedikitnya 18 hektar lebih lahan pertanian di Subak Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali terancam gagal panen.

Pasalnya saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi lahan pertanian subak rusak setelah diterjang banjir akibat curah hujan tinggi yang melanda wilayah setenpat, Senin (3/10/2022) sore.

Hal ini dikarenakan tidak terairi oleh irigasi yang ada di sekitarnya. Penyebabnya saluran irigasi jebol.

Jebolnya saluran irigasi membuat warga subak Jatiluwih terancam gagal tanam maupun gagal panen. Karena saluran irigasi itu merupakan satu-satunya akses untuk mengairi sawah di wilayah tersebut.

Padahal area persawahan ini, ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian Warisan Budaya Dunia (WBD) dan menjadi destinasi daya tarik wisata dengan panorama alam persawahan.

Pekaseh Subak Jatiluwih I Wayan Mustra saat di konfimasi terpisah mengatakan, kerusakan irigasi tersebut akibat hujan deras dan terjadinya tanah longsor memutus jalan usaha tani dan saluran irigasi yang ada di Subak Jatiluwih Tempek Kedamaian sepanjang 50 meter dengan kedalaman 20 meter. Jebolnya akses jalan akibat diterjang banjir pada Senin kemarin. Sehingga dikhawatirkan aliran tidak lagi mengalir ke areal persawahan.

Yang mana jalan ini merupakan jalan utama menuju areal sawah dan sebagai jalan traking wisata Subak Jatiluwih.

“Jika tidak segera tertangani, maka dikhawatirkan tanaman padi di daerah tersebut bakal menangalami gagal panen, kerena pasokan air tidak lancar,” kata Mustra, Selasa (4/10/2022).

Dia menambahkan, aliran air dari irigasi tersebut juga mengairi sebagian lahan sawah yang saat ini umur tanaman baru sekitar dua bulan. Namun karena kondisi hujan dalam bebarapa hari ini sehingga kebutuhan air masih tercukupi.

“Usia tanaman padi sekarang rata-rata sekitar 60  hari sehingga sangat membutuhkan aliran air, namun saat ini belum berpengaruh karena airnya masih tercukupi,” ujarnya.

Namun demikian menurut Mustra panen padi sekitar bulan Nopember dan di akhir bulan Desember itu sangat membutuhkan air karena petani akan menaman kembali dan mulai mengolah tanah sawahnya.

Mustra menambahkan langkah yang sudah lakukan sudah koordinasi dan melaporkan ke dinas terkait yakni Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Subagia saat dikonfirmasi, membenarkan hal itu. “Benar ada laporan saluran irigasi Subak Jatiluwih jebol. Dan segera akan di lakukan koordinasi setelah kembali dari luar daerah,”ungkap Subagia melalui sambungan selulernya.[mp]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.