TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Gamelan merupakan salah satu unsur utama yang tidak dapat dipisahkan dalam kesenian tari. Agar gerakan tari terlihat lebih hidup dan metaksu dalam puncak HUT ke-529 Kota Tabanan 29 Nopember mendatang, diperlukan iringan gamelan yang sesuai sebagai pendukung.
Memastikan hal tersebut, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menginginkan seluruh instrumen tampil apik dan maksimal. Bersama jajaran, Bupati Sanjaya melihat latihan iringan gamelan tari oleh penabuh dan penari di rumah seniman asal Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Tabanan, Rabu, (16/11/2022).
“Kita dalam rangka HUT ke-529 Kota Tabanan ini, kita juga ingin menciptakan sebuah karya dan sangat penting. Setiap event, setiap https://www.tabanankab.go.id/pemimpin sangat perlu membuat suatu legacy atau warisan apalagi dalam HUT yang bersejarah ke-529 ini,” ucap Sanjaya dalam kunjungannya tersebut sekaligus menujukkan kepuasannya atas penampilan seka tabuh dan penari dalam latihan.
Menurut Sanjaya, bahwa setiap pemerintahan baik dulu maupun sekarang pasti ingin membuat suatu legacy atau warisan. Dimana dijelaskan, bahwa dulu juga ada maskot tarian yakni Bungan Sandat Serasi yang tariannya sangat lembut sekali seperti seorang perempuan cantik, juga mendapat petunjuk dari sulinggih agar pembangunan Tabanan mengambil filosofi bungan Sandat.
Begitupun sekarang, dengan Adanya Tarian Jayaning Singasana AUM, merupakan kebalikan dari Tari Bungan Sandat Serasi. Dimana, Tarian Jayaning Singasana AUM bersifat maskulin, seperti laki-laki yang gagah tegas dan berkarakter yang ditarikan oleh 7 orang penari dan waktu tarian juga selama 7 menit.
“Makna dari Tarian Jayaning Singasana AUM ini adalah bagaimana pemerintahan yang sekarang ini memaknai dan membangun Tabanan ini dengan sungguh-sungguh. Jayaning ini artinya jaya atau kemenangan, Singasana artinya Linggih atau tempat duduk juga kekuasaan, bagaimana kita memiliki kekuasaan yang positif untuk meraih kejayaan menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani,” imbuh Sanjaya.
Disamping itu, dari segi atribut, tarian ini juga mengambil filosofi tridatu, yaitu merah melambangkan pencipta, putih melambangkan pemelihara dan hitam sebagai pelebur. Menghadirkan nuansa dan filosofi kehidupan untuk bagaimana agar menciptakan sesuatu yang lebih baik lagi, begitupun dengan membangun Tabanan harus dilandasi dengan ide-ide dan gagasan yang sangat luar biasa.[*]