TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Ribuan warga Tabanan yang terdiri dari anak-anak, remaja, orang tua baik laki-laki dan perempuan memadati kawasan Jalan Gajah Mada, Tabanan, Minggu, (27/11/2022).
Semarak perayaan HUT ke-529 Kota Tabanan “Jayaning Singasana” kembali menggebrak dan menggetarkan seluruh komponen masyarakat. Yakni, melalui Pagelaran Seni Budaya Nusantara dibuka Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya ditandai dengan bunyikan alat Okokan.
Pagelaran yang melibatkan begitu banyak seniman dan elemen masyarakat, serta menampilkan beragam seni budaya ini, seperti Adi Merdangga, Okokan, Reog Ponorogo, Barong Sai, terutama Tari Jayaning Singasana AUM, disambut dengan riang gembira oleh seluruh komponen masyarakat. Bahkan, Bupati Sanjaya dibuat takjub dan bangga dengan melihat begitu antusiasnya ribuan penonton dari berbagai elemen masyarakat yang memadati Kota Tabanan.
Nampak saat itu, Bupati Sanjaya didampingi oleh Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, Tjokorda Anglurah Tabanan, Wakil Bupati Tabanan beserta Istri, Ketua DPRD Tabanan beserta beberapa anggota, jajaran Forkopimda, Sekda, para Asisten dan seluruh OPD, serta Kepala Insntansi Vertikal dan BUMD di Tabanan, turut mengenakan pakaian Adat Bali maupun pakaian tokoh Pewayangan yang terbalut dalam konsep Bhineka Tunggal Ika.
Dimana, Ketua Panitia Penyelenggara HUT ke-529 Kota Tabanan adalah I Gede Urip Gunawan dan Ketua Umum, Sekda I Gede Susila. “Tentu saya merasa berbangga dan berbahagia dapat membuka Parade Budaya Nusantara ini dan bahkan ikut berpartisipasi sebagai peserta budaya. Biasanya kita nonton Parade Budaya, tapi hari ini, di hari yang bersejarah ini, Saya sama pak Wakil, sama Pak Ketua DPRD, semua teman-teman Forkopimda, memakai pakaian kebesaran Payas Agung Modif, Pewayangan dari Era Mahabarata, Majapahit, sampai di era mellennium,” ucap Orang nomor satu di Tabanan.
Selain itu, Sanjaya juga mengatakan, bahwa para seniman patut mendapat apresiasi yang tinggi karena menurutnya tidak mudah menjadi seniman. Terbukti, saat berjalan dari kantor Bupati menuju podium pembukaan parade, Sanjaya mengaku sangat kelelahan memakai Payas Agung Modif karena dirasanya terasa sangat berat. Dimana pada kesempatan itu, Sekda Tabanan memakai pakaian Hanoman, Inspektur memakai pakaian Krisna dan begitu juga dengan OPD lainnya dengan pakaian tokoh Pewayangan yang berbeda.
Maka dari itu, Politisi asal Dauh Pala Tabanan sangat mengapresiasi sekali para seniman Tabanan maupun seniman Bali, ketika tampil memeriahkan event-event apapun, terutama HUT Kota kali ini. Disamping turut berpartisipasi sebagai peserta, Sanjaya kembali menegaskan, bahwa inti dari parade ini adalah meliang-meliang, bersuka cita, setelah dua sampai tiga tahun lamanya terkungkung oleh dampak Covid-19. Sekarang dikatakannya merupakan momentum meliang-liang, uforia bagi para seniman, bagi para tokoh dan masyarakat, yang sebenarnya masyarakat sudah haus akan hiburan.
“Buktinya, tadi saya parade dari kantor Bupati sampai disini, penuh membludak setiap kegiatan yang kita lakukan, ini artinya masyarakat Tabanan haus terhadap hiburan. Maka dari itu, sewajarnya, sepatutnya, kita Pemerintah Kabupaten Tabanan terus memberikan ruang dan waktu, suguhan untuk hidup kembali seniman kita dan budaya kita di Tabanan yang kita cintai ini,” imbuh Sanjaya sebagai perwujudan jati diri bangsa yang berkepribadian di bidang budaya, pihaknya melibatkan seluruh jajaran di lingkungan Pemkab Tabanan agar turut serta.
Disamping itu, Sanjaya juga mengatakan, bahwa di Tabanan banyak mempunyai tarian yang bagus. Kemarin telah diciptakan Tarian maskot Bungan Sandat Serasi, yang sangat elegan. Sekarang pun, tarian kebesaran Tabanan bernama Tari Jayaning Singasana AUM. Jayaning berarti Jaya atau Kejayaan, Singasana bermakna Linggih atau Sasana dan AUM adalah Aman, Unggul dan Madani, sehingga tarian ini akan menggambarkan kejayaan Kabupaten Tabanan sebagai Singasana yang bergerak terus, dinamis, bersinergi antar pemimpin dan rakyatnya.
“Hal ini dicirikan dari gerak Tari yang bersinergi yaitu perpaduan konfigurasi Tri Sakti, antara sang Pencipta, Pemelihara dan Pelebur menjadi Eka Sakti untuk menuju masyarakat Tabanan yang sejahtera, kejayan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani. Tarian ini merupakan rangkuman visi misi Pemerintah Jaya-Wira yang diterjemahkan dalam visualisasi gerak oleh pranata tari Ni Nyoman Sri Suliati, serta pranata kerawitan I Gusti Nengah Hari Mahardika, tepuk tangan buat tokoh-tokoh seniman kita,” puji Sanjaya.[*]