TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Pentingnya peningkatan literasi numerasi sebagai kunci kemajuan pendidikan, maka penguatan literasi numerasi dipandang perlu dilakukan dengan tepat. Dibutuhkan program pembiasaan literasi numerasi yang tepat dan menjadi kebiasaan yang baik guna mendukung penguatan literasi numerasi.
Oleh karena itu menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Ngurah Darma Utama menjelaskan, dalam mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi, pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan sastra. Serta mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.
Untuk mewujudkan program prioritas dengan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, maka untuk mempercepat tercapainya program prioritas tersebut di butuhkan strategi yang inovatif, cepat, tepat dan komprehensip terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Tabanan sehingga program prioritas tersebut dapat tercapai dengan optimal dan maksimal.
Menurutnya mengingat program Mutiara Pancasila tersebut adalah suatu perwujudan dari visi dan misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan juga visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan.
Dalam upaya mendukung transformasi dibidang pendidikan sehingga keluarlah kurikulum oprasional SMP se-Kabupaten Tabanan yang berbasis Tri Hita Karana sehingga terbangun kolaborasi tuntutan teknologi yang terangkum dalam aplikasi besar sesuai dengan yang dibutuhkan strategi inovatif melalui “Mutiara Pancasila Menuju Tabanan Era Baru” yakni strategi mewujudkan Murid Unggul Berbasis Tri Hita Karana Melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila Menuju Tabanan Era Baru.
“Dengan konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup umat Hindu sangat tangguh. Mantan Kadis Perhubungan ini dengan falsafah ini memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus globalisasi dan homogenisasi.
Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan dunia ini. Ketiga hubungan ini meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan.
Untuk itu, dengan konsep murid unggul berbasis Tri Hita Karana yakni mencetak murid unggul dengan penerapan konsep Tri Hita Karana.
Sehingga dengan sarana implementasi merdeka belajar melalui kolaborasi antara satuan pendidikan dan stakeholders, dimana akan meningkatkan perkembangan minat dan bakat murid dalam pengaplikasiannya diluar kelas serta meningkatkan kualitas literasi numerasi murid, pada proyek perubahan ini akan berfokus pada stakeholder pariwisata yang ada di Kabupaten Tabanan baik itu Desa Wisata maupun Daya Tarik Wisata (DTW).
Sehingga ini akan menjadi media pembelajaran berdiferensiasi yang bermanfaat bagi murid dan stakeholder pariwisata.
Dengan pemanfaatan media digital di dunia pendidikan sebagai upaya inovasi dan peningkatan kualitas pembelajaran serta mendukung gerakan Tabanan Smart City;
Sinergitas pembelajaran sebagai sarana peningkatan literasi numerasi murid di Kabupaten Tabanan, sinergitas ini merupakan suatu sarana pembelajaran digital dalam bentuk Learning Management System (LMS), dengan memuat menu controlling pelaksanaan pembelajaran oleh orang tua murid, kepala dinas dan pimpinan daerah terhadap murid termasuk pengukuran disiplin, pengukuran nilai literasi dan numerasi serta prestasi murid, disamping memudahkan guru dan murid dalam hal pemahaman literasi dan numerasi dengan pemberian bahan ajar wajib dan pilihan berupa bahan ajar digital, pegumpulan tugas dan pemberian nilai melalui aplikasi.
Lanjutnya dalam pelaksanaan jangaka menengah penguatan Kurikulum Muatan Lokal berbasis Tri Hita Karana dengan ouput berupa dokumentasi video pelaksaan kegiatan literasi muatan lokal dengan target output 38 vidio kegiatan dan outcomenya diharapkan murid mampu memahami literasi muatan lokal.
Jangka panjang penggunaan aplikasi Mutiara Pancasila TEB diseluruh SMPN Kabupaten Tabanan.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Kerambitan Wayan Sunata menjelaskan, sangat mendukung program Mutiara Pancasila pogram dari Kepala Dinas Pendidikan. Dengan program ini para murid senang sehingga mereka akan mengetahui obyek wisata yang ada di Puri Kerambitan dengan ruang/terletak bangunan yang masih asli. Lingkungan Puri yang tertata dengan baik,”ujarnya.
Menurutunya dengan program ini bisa berkolaborasi dengan pelaku wisata dan stakeholder lainnya dalam implementasi merdeka belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi murid.
Dengan beradaptasi kearifan lokal dalam kurikulum muatan lokal berbasis potensi budaya dan tradisi daerah untuk mendukung perkembangan pariwisata dan sebagai keterampilan bagi siswa ketika berkarir setelah sekolah. Dan ini sangat bermanfaat bagi siswa sekolah untuk mengenal budaya, alam serta tradisi daerah,”jelasnya.
Dinas Pendidikan Tabanan Luncurkan Mutiara Pancasila Menuju Tabanan Era Baru, Sebagai Strategi Mewujudkan Murid Unggul Berbasis Tri Hita Karana Melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila Disisi lain Kepala SMP 2 Selemadeg Timur Ratnadi mengungkapkan, program Mutiara Pancasila sangat berdampak positif terhadap peningkatan Literasi Numerasi di sekolah.
Dimana kita bisa meningkatkan menjadi budaya dalam bidang Literasi Numerasi. Saat ini di SMP 2 Selemadeg Timur punya program yang mendukung program mutiara pancasila.
Sementara itu, efek dari program mutiara pancasila adalah terbentuknya sekaa demen (komunitas) dengan konsep tri hita karana. Selanjutnya jika diperlukan data yang akurat terhadap komunitas yang terbentuk dari mutiara pancasila bisa dilihat di yutube. “Kami sudah upload semuanya di yutube,”ungkap Ratnadi.
Kemudian untuk peningkatan Literasi Numerasi sendiri kami disekolah tidak berpacu membaca 15 menit sebelum pembejaran. “Kami tidak menerapkan seperti itu. Tapi kami langsung mengajak siswa menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang mereka presentasikan mengajak siswa untuk belajar Literasi Numerasi ke alam langsung.
“Kami selalu berpatokan kepada konsep tri hita karana yang dikolaborasikan dengan digitaliasasi. Dengan mengangkat budaya lokal. Dengan program ini siswa merasa nyaman apa konsep dan materi yang kita berikan mudah diresapai dengan suasana belajar kondusif, ceria berbasis lingkungan dengan basic petani dengan mengajarkan siswa jangan malu jadi petani dengan konsep green school,”pungkasnya. [*]