DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ny. Putri Suastini Koster menjadi narasumber pada acara dialog AKU BALI (Apa Kabar UMKM Bali) yang disiarkan secara langsung dari studio TVRI Bali, Kamis (15/12/2022).
Dialog yang mengusung tema ‘Mengembangkan Sentra Tenun Bali Barat’ juga menghadirkan dua narasumber lain yaitu Ketua Dekranasda Jembrana Ny. Candra Tamba dan Kadis Koperindag Kabupaten Jembrana I Komang Agus Adinata.
Mengawali paparan, Ny. Putri Koster meneguhkan kembali komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan kerajinan khas Bali, khususnya tenun tradisional. Mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Dekranasda Bali, Ny. Putri Koster fokus pada penguatan pemasaran di hilir. Upaya yang ditempuh antara lain mewadahi para perajin binaan Dekranasda dalam pameran IKM Bali Bangkit yang dilaksanakan secara estafet di Taman Budaya Denpasar. Gebrakan terbaru, pendamping orang nomor satu di Bali ini berhasil membawa wastra Bali ke panggung peragaan busana bergengsi di Paris.
Gayung bersambut, semangat dan keseriusan yang ditunjukkannya mendapat dukungan dari Dekranasda Kabupaten/Kota. Salah satu kabupaten yang menurutnya sangat serius menggarap kain tenun tradisional adalah Jembrana. Keseriusan itu diwujudkan dengan pembangunan sentra tenun yang rencananya diresmikan pada 22 Desember 2022 mendatang. Putri Koster berharap, kehadiran sentra tenun ini dapat menjadi stabilizer dan mengharmoniskan kepentingan produsen dan konsumen. Dengan melihat langsung rumitnya pengerjaan sebuah kain tenun tradisional, konsumen diharapkan dapat menghargai sebuah karya.
“Dengan melihat rumitnya pengerjaan selembar kain tenun, harga sebuah songket sebenarnya tak bisa dibilang mahal,” ujarnya. Selain memberi pemahaman masyarakat, keberadaan sentra tenun Jembrana juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan perajin.
Lebih dari itu, perempuan yang akrab disapa Bunda Putri ini ingin langkah Jembrana diikuti oleh Kabupaten/Kota lainnya sehingga upaya pelestarian dan pengembangan kain tenun tradisional bisa diperkuat di bagian hulu dan tengah.
Dalam kesempatan itu, Ny.Putri Koster juga menyinggung keberadaan dua kain tenun tradisional yaitu endek dan songket yang telah tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) masyarakat Bali. Dengan demikian, secara hukum dua jenis kain tenun tradisional Bali ini telah mendapat perlindungan. “Artinya, motifnya tak boleh sembarangan diambil dan tidak boleh sembarangan diproduksi di luar Bali. Ini harus terus kita sosialisasikan,” ujarnya. Hal ini penting karena songket masih menghadapi ancaman penjiplakan motif oleh produsen kain bordir. Dengan tercatatnya songket sebagai KIK masyarakat Bali, pelaku usaha bordir diingatkan agar jangan lagi menjiplak motif songket. “Teknik bordir sah-sah saja, namun sebaiknya juga diikuti dengan pembuatan desain motif. Jangan mengambil motif tenun lain seperti songket. Hati-hati kena masalah hukum, karena songket sudah terdaftar sebagai KIK,” ucapnya.
Perempuan yang dikenal memiliki multi talenta ini mengajak para perajin jeli membaca situasi yang berkembang dewasa ini. Salah satu hal yang mesti menjadi perhatian para perajin adalah pentingnya pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual atas karya mereka. Pengalaman mengajarkan bahwa kepemilikan HAKI sangat bermanfaat untuk memperkecil kemungkinan terjadinya saling klaim karya cipta.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Jembrana Ny.Candra Tamba angkat topi terhadap kegigihan yang ditunjukkan Ny.Putri Koster dalam pelestarian dan pengembangan tenun tradisional. Ia juga bangga karena kain songket Jembrana terpilih menjadi bahan busana yang diperagakan di Paris baru-baru ini. “Ini membuat kami menjadi lebih semangat dalam mengembangkan pertenunan di Jembrana,” ucapnya. Istri Bupati Jembrana ini menambahkan, salah satu upaya yang telah dilakukannya adalah menggelar pelatihan tenun cagcag dengan melibatkan generasi muda.
Menambahkan penjelasan Ny. Candra, Kadis Koperindag Kabupaten Jembrana I Komang Agus Adinata menyampaikan bahwa keberadaan sentra tenun merupakan bukti keseriusan Bupati Jembrana dalam menggarap potensi tenun di wilayahnya. “Sentra tenun ini akan menjadi pusat edukasi, pemasaran dan objek wisata yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan perajin tenun khususnya dan masyarakat Jembrana pada umumnya,” pungkasnya.