fbpx

Meriahkan HUT ke-60, BKOW Bali Gelar Aksi Sosial dan Edukasi Cegah Stunting di Karangasem

KARANGASEM,MEDIAPELANGI.com – Memperingati hari jadinya yang ke-60, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali yang diketuai Ny. Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati (Ny. Cok Ace) melaksanakan aksi sosial yang dirangkai dengan pemberian edukasi pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang berimplikasi pada stunting ke Kabupaten/Kota se-Bali. Setelah sehari sebelumnya turun ke Kabupaten Tabanan, Ny. Cok Ace beserta jajaran pengurus BKOW Bali menyambangi Kabupaten Karangasem, Selasa (14/3/2023). Bertempat di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Karangasem, Ny. Cok Ace melaksanakan aksi sosial dengan membagikan bantuan paket sembako kepada 10 perempuan kepala keluarga, 10 ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis), 10 lansia, 10 balita kurang gizi dan 10 penyandang disabilitas.

Ny. Cok Ace dalam sambutannya menyampaikan, bantuan paket sembako diberikan kepada kelompok rentan yang membutuhkan uluran tangan. “Secara khusus, kami memberi perhatian pada kelompok rentan yang berkaitan dengan stunting yaitu ibu hamil dengan KEK dan balita,” ucapnya. Lebih jauh ia menambahkan, BKOW menaruh perhatian pada upaya penuntasan angka stunting di Daerah Bali. Menurutnya ini sangat penting karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. “Karena itu, serangkaian HUT BKOW dan peringatan Hari Kartini, kami menginisiasi kegiatan sosialisasi pencegahan kasus stunting,” sebutnya. Mengutip arahan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Ny. Cok Ace menyampaikan bahwa upaya serius sangat dibutuhkan untuk mencapai target penurunan angka stunting hingga secara nasional hanya tersisa 14 persen di tahun 2024 dan tuntas pada tahun 2030.
Menurut istri Wagub Bali ini, upaya penurunan angka stunting membutuhkan keterlibatan keluarga dan masyarakat, khususnya kelompok perempuan. “Peran perempuan sangat menentukan keberhasilan penanganan stunting,” cetusnya.

Lebih jauh ia mengurai, upaya penanganan stunting memerlukan intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi sensitif diarahkan pada kelompok remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Ia menyebut, upaya pencegahan stunting mesti dilakukan sedini mungkin. Dimulai dari pemberian edukasi pada kelompok remaja putri agar memelihara kesehatan reproduksi melalui pola makan dan gaya hidup sehat. Selain itu, upaya pencegahan stunting juga bisa dilakukan melalui screening kesehatan terhadap calon pengantin. Berikutnya, intervensi sensitif diterapkan pada ibu hamil dengan memperhatikan asupan gizi dan rajin memeriksakan diri ke pos layanan kesehatan. “Nah, setelah bayi lahir, tumbuh kembangnya harus diperhatikan dengan rutin ke Posyandu,” ungkapnya.

Pada bagian lain, Ny. Cok Ace menyinggung isu kesetaraan gender yang terkait erat dengan pencegahan stunting. Disebutkan olehnya, terwujudnya kesetaraan gender dalam keluarga akan berdampak positif pada pola asuh yang melibatkan peran aktif ibu dan ayah. Selain keluarga, peran aktif seluruh komponen juga sangat penting dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting. Untuk itu, ia mengajak organisasi wanita yang tergabung dalam wadah GOW di Kabupaten/Kota mengambil peran aktif mewujudkan generasi yang bebas stunting, cerdas dan tangguh.

Kegiatan sosialisasi menghadirkan dua narasumber yaitu Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Bali Luh Putu Sukarini dan Tenaga Kesehatan Dinkes Bali Wahyudewi Ariani. Dipandu oleh Ketua Harian GOW Karangasem Ni Wayan Ekawati, sosialisasi stunting juga diisi sesi tanya jawab.[*]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.