BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Hari kedua Lovina Festival 2023 disambut meriah oleh atraksi khas dari Kabupaten Buleleng, Bali, yaitu Parade Sapi Gerumbungan. Di Lapangan Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng puluhan ribu pengunjung antusias menyaksikan acara spektakuler ini.
Terdapat lima kelompok dari empat desa yang berpartisipasi dalam parade ini, menampilkan keindahan dan estetika dari sapi-sapi yang menjadi peserta.
Sapi Gerumbungan, berbeda dengan Mekepung milik Kabupaten Jembrana yang mengandalkan kecepatan, menonjolkan keindahan dan kemampuan estetika dari para peserta sapi. Mulai dari hiasan, tegaknya kepala, naiknya ekor, hingga harmonisasi gerakan langkah dari dua sapi yang digunakan, semuanya menciptakan tontonan yang memukau bagi para penonton.
Para peserta Parade Sapi Gerumbungan berasal dari lima kelompok yang berbeda, yaitu dari Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Desa Lemukih dan Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, serta Desa Pedawa, Kecamatan Banjar. Setiap kelompok menampilkan keunikan dan keterampilan sapi-sapi yang mereka miliki, yang telah dirawat dan dilatih secara khusus untuk menjadi bagian dari acara budaya yang bergengsi ini.
Ketua Kelompok Sapi Gerumbungan Pasupala Desa Bebetin, Ketut Susila, menjelaskan bahwa sapi yang digunakan dalam parade ini bukanlah sembarang sapi. Perbedaan dalam gerakan kaki dan ekor sapi sudah terlihat sejak mereka masih kecil. Dari menyusui, ekornya sudah terlihat lebih tegak, dan ketika berlari, langkah kaki depannya sedikit lebih tinggi dibandingkan sapi-sapi biasa.
“Langkah kakinya yang depan agak naik dan yang lainnya mengikuti,” ujar Ketut Susila, menjelaskan tentang ciri khas sapi gerumbungan.
Bahkan, pada bagian leher sapi gerumbungan, terdapat perbedaan yang mencolok. Ketika berlari, kepala sapi gerumbungan tegak menengadah, sedangkan pada sapi biasa, kepala cenderung menunduk. Semua perbedaan ini menciptakan kesan sapi yang lebih gagah dan kokoh, menjadikannya sebagai bibit sapi gerumbungan yang berkualitas.
Tidak hanya masyarakat lokal, Lovina Festival 2023 juga berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara. Salah satu wisatawan muda asal Belanda bernama Indi (14) merasa sangat menyenangkan bisa menyaksikan sekaligus mencoba menaiki sapi gerumbungan. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap keunikan atraksi sapi gerumbungan dan menyebutnya sebagai pengalaman tak terlupakan selama mengunjungi Bali.
“Kenapa tidak? Akhirnya kami datang dan mencoba sapi gerumbungan tersebut,” ujar Indi dengan penuh semangat.
Ia juga menyatakan kekagumannya terhadap keindahan alam dan budaya Bali yang begitu berbeda dengan tempat lain yang pernah dikunjunginya. Kehadiran Lovina Festival dan Parade Sapi Gerumbungan menambah kesan mendalam dalam liburannya di Bali. Keluarganya pun berencana untuk menjelajahi lebih banyak tempat menarik di Pulau Dewata, termasuk Nusa Lembongan.
Dalam rangka memajukan atraksi budaya sapi gerumbungan ini, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengungkapkan rencana kegiatan selanjutnya. Pada bulan Agustus mendatang, akan diadakan pertemuan temu antar kelompok sapi gerumbungan. Pertemuan ini bertujuan untuk mengumpulkan usulan, saran, dan masukan dari para peserta dan masyarakat dalam upaya pengembangan lebih lanjut dari atraksi budaya sapi gerumbungan.
Tak hanya itu, pada bulan Desember, rencananya akan digelar lomba sapi gerumbungan se-Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong semakin banyak masyarakat untuk terlibat dan melestarikan tradisi budaya unik ini.
“Ini upaya kita untuk menggeliatkan kembali atraksi sapi gerumbungan khas Buleleng,” ungkap Gede Dody Sukma Oktiva Askara dengan semangat.
Lovina Festival 2023 dan Parade Sapi Gerumbungan membuktikan bahwa budaya dan atraksi tradisional dapat menjadi daya tarik utama dalam mengembangkan pariwisata daerah. Diharapkan keberhasilan acara ini akan terus mempromosikan kekayaan budaya Bali dan meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi yang tak terlupakan di Pulau Dewata.(dra)