Tabanan Krisis Penyuluh Pertanian: Tersisa 52 Penyuluh

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Kabupaten Tabanan mengalami krisis tenaga penyuluh pertanian dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan dampak serius terhadap produksi dan produktivitas pangan di Kabupaten Tabanan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia, mengungkapkan bahwa dari 133 petugas penyuluh pertanian yang sebelumnya ada, saat ini hanya tersisa 52 orang, di mana sebagian besar di antaranya sudah memasuki masa pensiun.

Ia menyampaikan usai mengadakan audiensi dengan Komisi I DPRD Tabanan pada Senin (13/11). Kekurangan tenaga penyuluh ini dapat berdampak negatif terhadap sumber daya manusia (SDM) petani, karena selama ini petani memerlukan bimbingan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam pertanian.

“Dengan kekurangan tenaga lapangan ini, kami yakin jumlah petugas penyuluh pertanian akan semakin berkurang, terutama dengan banyaknya yang akan memasuki masa pensiun tahun depan,” ungkap Subagia.

Dari jumlah 52 penyuluh yang tersisa, satu penyuluh harus membina lebih dari satu desa, bahkan ada yang harus menangani 4, 5, hingga 6 desa sekaligus.

Kondisi ini membuat pelayanan kepada petani menjadi lebih lambat, mengingat setiap desa memiliki petani atau kelompok tani (Gapoktan) yang harus didampingi oleh penyuluh. Subagia menjelaskan bahwa dengan terbatasnya tenaga dan sarana pendukung lainnya, keterlambatan layanan menjadi tidak terhindarkan.

Untuk mengatasi krisis tenaga penyuluh, Subagia berharap pemerintah segera melakukan rekrutmen, terutama dengan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di bidang penyuluhan. Namun, ia mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun tidak pernah ada pengisian Aparatur Sipil Negara (ASN) baru, terutama di bagian penyuluh pertanian.

“Persoalannya saat ini adalah minimnya tenaga penyuluh pertanian. Kami sudah akan mengusulkan ke Pemerintah Daerah, namun belum ada penambahan hingga saat ini,” tambah Subagia. “Harapan kami adalah adanya rekrutmen, mengingat tenaga yang ada akan segera pensiun tahun ini dan pada tahun 2024. Dengan penambahan tenaga penyuluh, program pertanian dapat lebih cepat sampai ke petani.”ungkapnya.

Meskipun menghadapi krisis tenaga penyuluh, kondisi petani di Kabupaten Tabanan masih menunjukkan kekompakan dan kerja sama yang baik. Pihaknya berharap agar solusi segera ditemukan untuk menjaga keberlanjutan pembangunan pertanian di daerah Tabanan ini.[*mp]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.