DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Penjabat (Pj.) Bunda PAUD Provinsi Bali, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya menyampaikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting untuk membentuk karakter dan fondasi kuat anak. Hal tersebut disampaikan olehnya saat membuka workshop Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia ‘Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan’ bertempat di Kuta Beach Hotel Bali pada Rabu (29/11) petang.
Ia menyoroti bagaimana dewasa ini di tengah kemajuan teknologi informasi banyak anak yang mengalami kecanduan gadget sehingga mengganggu kehidupan sosial anak. “Untuk itu diperlukan adanya pendidikan anak usia dini yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka ke arah yang lebih baik,” jelas Ida Mahendra Jaya.
Dengan adanya kurikulum merdeka belajar, Bunda PAUD Provinsi Bali berharap IGTKI khususnya di Bali dapat berperan dan melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga pelayanan pendidikan anak usia dini terlaksana dengan baik dan peserta didik terpenuhi hak dan kebutuhannya untuk menjadi anak yang mandiri, senang dan tidak tertekan dalam belajar. Selain itu, ia berharap Pendidikan anak usia dini dapat meningkatkan potensi dan kreativitas masing-masing anak didik.
Ketua Umum PP IGTKI-PGRI, Nur Sriyati, S.Pd., M.M. menyampaikan bahwa workshop transisi PAUD ke SD sendiri dilaksanakan untuk menciptakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas dengan meningkatkan profesionalisme guru TK dan kepala TK dalam melaksanakan tugasnya.
Sementara perwakilan Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Ristek, Lestari, S.Pd., M.M menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk meluruskan persepsi di masyarakat saat ini dimana kemampuan anak masih dinilai dari kemampuan membaca dan berhitung. Padahal menurutnya yang lebih penting adalah membangun fondasi anak yaitu mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi, kematangan kognitif, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri serta pemaknaan belajar yang positif dan menyenangkan.
Oleh karena itu, program ini mendorong transisi PAUD ke SD agar bebas dari tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Program ini juga mendorong adanya masa perkenalan kepada peserta didik Sekolah Dasar selama dua minggu pertama serta penerapan pembelajaran yang dapat membangun fondasi anak menjadi anak yang aktif dan eksploratif serta sarat dengan interaksi positif yang membangun potensi anak.[*mp]