DENPASAR, MEDIAPELNGI.com – Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyambut baik rencana pembangunan Gasing Center di Bali, yang akan bekerjasama antara Pemerintah Daerah dan Pertamina. Hal ini disampaikannya saat menerima audiensi dari ahli fisika dan matematika, Prof. Yohanes Surya, di Ruang Tamu Gubernur Bali, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Senin (19/2).
Diterangkannya lagi, untuk Bali sudah dua (2) Kabupaten yang akan melakukan kerjasama dengan Pertamina untuk melaksanakan pelatihan GASING yang dibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yakni Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung.
Prof. Yohanes Surya yang hadir bersama sejumlah pendamping menjelaskan bahwa metode pembelajaran GASING (Gampang, Asik dan Menyenangkan) ini adalah proses langkah demi langkah, yang disusun sedemikian rupa sehingga penguasaan materi dibangun dari pemahaman materi sebelumnya.
“Pentingnya proses langkah demi langkah ini dalam metode GASING tercermin sewaktu anak-anak belajar suatu topik, dimana terdapat titik kritis yang harus mereka lewati, kemudian setelah mencapai titik kritis ini mereka tidak akan sulit lagi mengerjakan soal dalam topik tersebut. Metode ini digunakan sambil menunjukkan video pembelajaran di Manokwari Selatan, Papua Barat,” ungkap Prof. Yohanes menjelaskan bagaimana metode GASING mengubah pola pikir belajar matematika jadi lebih menyenangkan.
Ditambahkannya lagi, metode GASING diciptakan untuk menghilangkan momok belajar matematika yang mengerikan bagi beberapa pelajar di Indonesia. Hitungan, menghafal rumus, hingga melihat angka-angka membuat banyak anak enggan untuk belajar menyukai pelajaran satu ini.
Pada kesempatan yang baik ini, Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya yang didampingi oleh Kepala Bappeda, I Wayan Wiasthana Ika Putra, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, I Wayan Sarinah menyampaikan keinginannya untuk kembali melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Bali Mandara.
“Saya berencana akan kembali melanjutkan pola pendidikan SMA dan SMK Bali Mandara. Karena salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan adalah melalui pendidikan untuk anak-anak. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa saat SMA dan SMK Bali Mandara beroperasi, mampu menghasilkan lulusan yang luar biasa. Berprestasi dan bersaing tidak hanya di dalam negeri, namun mampu masuk di perguruan ternama luar negeri, padahal anak-anak tersebut berasal dari keluarga yang memang benar-benar tidak mampu (miskin),” ungkapnya.
Ditambahkannya lagi, bahwa syarat mereka masuk dan diterima di SMA/ SMK Bali Mandara adalah mereka yang berasal dari keluarga yang miskin. “Kita tidak akan pernah menyangka mereka berasal dari keluarga yang miskin, namun mereka memiliki rasa “jengah/ tantangan” untuk maju dan merubah martabat keluarganya.
Sehingga tidak heran, mereka yang merupakan lulusan SMA/ SMK Bali Mandara memiliki kemampuan akademis yang tidak perlu diragukan, dan tidak sedikit dari mereka mampu menjadi calon dokter, calon perwira di Akademi Kepolisian dan sejumlah Universitas unggulan dalam negeri bahkan luar negeri,” tegasnya lagi.
Bersama sejumlah pihak terkait dan sistem “Ngrombo”, pendidikan semi militer dan kedisiplinan yang tinggi, akan mampu terwujud lagi.[*mp]