fbpx
PertanianTabanan

Subak Bengkel sebagai Ecohydrology Demonstration Site UNESCO

Peresmian Subak Bengkel Sebagai Ecohydrology Demonstration Site Unesco

 

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Subak, sistem irigasi tradisional Bali yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, kembali mendapat pengakuan dunia. UNESCO telah mengakui Subak sebagai situs warisan budaya dunia yang wajib dilestarikan. Pada Kamis (23/5), Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan, diresmikan sebagai salah satu Ecohydrology Demonstration Sites oleh UNESCO, menandai implementasi teknologi pertanian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tabanan bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Peresmian yang berlangsung di Wantilan Desa Bengkel ini dihadiri oleh Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, yang memberikan sambutan, menerima sertifikat, dan menandatangani Prasasti Demonstration Site UNESCO. Acara ini juga dihadiri oleh Pimpinan Tinggi UNESCO Rahmah Ellfithri, Vice Chairman of Ecohydrology Scientific Advisory Committee Prof. Luis Chicaro, delegasi dari negara peserta World Water Forum (WWF), Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Nazaruddin Malik, serta jajaran Forkopimda Tabanan, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, dan berbagai stakeholder lainnya termasuk KTNA, Sabantara Pekaseh, dan petani muda milenial.

Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pengakuan internasional ini, sebagai bukti komitmen Kabupaten Tabanan dalam memajukan sektor pertanian. “Subak Bengkel, dengan luas 335 hektar dan 1,63 hektar sebagai ‘demonstration site’, telah memberikan kontribusi signifikan dalam produksi padi organik dengan varietas mentik susu mencapai produktivitas 8 ton per hektar,” ujar Sanjaya.

Suasana peresmian berlangsung meriah, ditandai dengan membunyikan Kapuakan, alat musik tradisional yang biasa digunakan untuk mengusir burung, sebagai simbol diresmikannya Subak Bengkel. Sanjaya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk UMM dan para stakeholder yang berkontribusi dalam menjaga predikat Kabupaten Tabanan sebagai Lumbung Pangan Bali.

Pimpinan Tinggi UNESCO, Rahmah Ellfithri, mengucapkan selamat kepada Subak Tabanan yang berhasil menjadi salah satu UNESCO Ecohydrology Demonstration Sites. Dia mengapresiasi kolaborasi antara UMM dan Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam mendukung metodologi ecohydrology ini.

Baca Juga:  Perumda TAB Rayakan HUT ke-38: Komitmen Tingkatkan Pelayanan Air Bersih Non-Stop

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Profesor Doktor Nazaruddin Malik, menyampaikan terima kasihnya kepada Bupati Tabanan atas kesempatan yang diberikan kepada UMM untuk berperan dalam program unggulan ini. “Subak water system Desa Bengkel dipilih karena Tabanan dikenal sebagai lumbung padi nasional. Penerapan teknologi ramah lingkungan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Nazaruddin Malik.

Pengakuan dari UNESCO ini membuktikan bahwa pelestarian budaya lokal dan penerapan teknologi modern dapat berjalan beriringan. Sanjaya berharap, ke depan lebih banyak masyarakat Tabanan, terutama generasi muda, menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar, sehingga budaya subak sebagai dasar pertanian di Bali tetap lestari sebagai warisan budaya adiluhung.

Penghargaan ini menjadi momentum berharga bagi Kabupaten Tabanan untuk terus mengembangkan dan melestarikan budaya subak, sekaligus menerapkan teknologi ramah lingkungan demi mencapai pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian.[rls]

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.