Kemiskinan Ekstrem: Pembagian Bantuan Pangan Beras di Desa Biaung, Penebel, Kamis (13/6)
TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Sebanyak 133 desa di Kabupaten Tabanan menerima bantuan beras seberat 10 kilogram dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk menangani kemiskinan ekstrem.
Penyaluran bantuan tersebut dilakukan secara bertahap melalui kantor-kantor desa di wilayah Tabanan.
I Gusti Anak Khrisna Kepakisan, Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan beras dilakukan langsung oleh Kementerian PMK bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan dikelola oleh petugas kantor pos.
“Kami dari Disketapang melakukan pengawasan dan monitoring di lapangan untuk memastikan penyaluran bantuan beras tepat sasaran di setiap desa,” ujar Krisna Kepakisan di Kantor Desa Biaung, Penebel, Kamis (13/6).
Awalnya, bantuan pangan beras ini dikelola oleh Dinas Sosial, namun karena perubahan aturan dari pusat, kini PMK bekerja sama dengan Bulog untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE).
“Di Kabupaten Tabanan, terdapat sekitar 24.422 keluarga penerima manfaat (KPM) dengan total bantuan beras mencapai 244.220 kilogram atau 244,22 ton,” tambahnya.
Saat ini, penyaluran bantuan beras masih berlangsung di Kecamatan Penebel dengan 1.434 KPM sebagai penerima. Proses penyaluran dilakukan secara bertahap, dan bulan Juni ini merupakan tahap kelima dari distribusi bantuan tersebut.
Data penerima bantuan beras untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Tabanan berasal dari pusat, di mana Disketapang bertugas untuk memastikan keakuratan dan kesesuaian data penerima. Setiap warga yang mengambil bantuan diwajibkan untuk menunjukkan KTP, KK, serta menggunakan barcode bantuan yang telah diberikan.
“Penggunaan data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) memastikan bahwa bantuan beras tepat sasaran, menghindari kesalahan di lapangan,” ujar Gung Krisna.
Lanjut Gung Krisna, bantuan pangan berupa beras itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas warga khususnya penerima bantuan. Agung Krisna mengajak masyarakat untuk memanfaatkan setiap bantuan dari pemerintah sebagai pendorong kesejahteraan hidup. Dengan adanya bantuan beras itu.
“Kita imbau agar bantuan beras yang diberikan itu tidak dijual tetapi dikonsumsi oleh masyarakat sehingga bantuan ini tepat sasaran,” imbaunya..[eka]