DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Kopi arak tanpa gula mulai melekat dengan warga Kota Denpasar. Pada anjangsana Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster ke DPC PDI-P Denpasar, Jumat 13 Desember 2024 pagi, minuman pembuka yang disiapkan yakni kopi arak.
Ratusan pengurus dan kader DPC PDI-P Denpasar melakukan tos kopi arak sebelum memulai kegiatan bersama Gubernur Bali 2025-2030 terpilih, Koster.
“Sudah ada jajan di depan kawan-kawan dan kopi arak. Kita tos kopi arak Bali sebelum memulai kegiatan,” tegas Ketua DPC PDI-P Denpasar
I Gusti Ngurah Gede yang juga Ketua DPRD Kota Denpasar.
Serentak semua tos kopi arak. Koster duduk di tengah diapit Ngurah Gede dan Wakil Walikota terpilih Agus Wibawa. Di barisan depan terdiri dari pengurus struktur partai, senior dan anggota DPRD Kota Denpasar. Hadir juga bendahara DPD PDI-P Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jeck.
Kebiasaan mengonsumsi kopi arak mulai lekat dengan krama Bali, sejak Gubernur Bali 2018-2023 Wayan Koster menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020.
Regulasi ini menegaskan tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Pergub ini mengatur tentang minuman fermentasi dan destilasi khas Bali, termasuk arak Bali, tuak, dan brem.
Kini arak Bali mulai sejajar harkatnya dengan minuman spirit dunia seperti whiskey, vodka, soju, sake dan lainnya.
Moment ramah tamah Koster ke DPC Denpasar dikemas penuh kekeluargaan dan santai. Koster hadir guna menyampaikan terimakasih atas perjuangan tanpa pamrih para pengurus dan kader-kader PDI-P Denpasar sehingga Koster-Giri terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali.
Giri Prasta tak hadir lantaran masih berada di luar daerah. Begitu juga Walikota Denpasar terpilih Jaya Negara tak hadir karena berada di Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Gusti Ngurah Gede menyampaikan terimakasih atas perjuangan semua pengurus, kader, relawan, simpatisan yang telah berjuang tanpa pamrih meraih kemenangan.
Kini Koster-Giri meimpin provinsi Bali dengan kemenangan tipis 50,05 persen dan Jaya Wibawa pimpin Kota Denpasar dengan kemenangan 74 persen.
DPC Denpasar memohon maaf karena hanya mampu membawa Koster-Giri menang tipis. Semua kekuatan telah dikerahkan demi hasil terbaik ini. Tak mudah karena lawan asal Denpasar dan banyak tokoh Denpasar yang mengusungnya.
“Astungkara bisa menang meskipun hanya nol koma sekian persen. Periode lalu pada Pilgub kami kalah. Kami malu saat itu dengan Pak Koster,” kata I Gusti Ngurah Gede.
Kedepan setelah dilantik, Ngurah Gede berharap Koster-Giri bisa mewujudkan sejumlah program strategis seperti mengatasi kemacetan, pendidikan, sampah, dan air bersih dan persoalan lain-nya.
Ia mengatakan akan bertandang ke Kantor Gubernur Bali bertemu Koster-Giri untuk menyelaraskan program pemerintah Bali dan kota.
“Mohon diperhatikan Kota Denpasar soal kemacetan, sektor pendidikan pembangunan sekolah, sampah, air bersih dan juga lahan untuk kantor kecamatan Denpasar Timur,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Bali Wayan Koster mengucapkan terima kasih atas militansi pengurus dan kader di Denpasar. Dinamikanya luar biasa karena Koster-Giri hanya menang dengan keunggulan 319 suara (50, 05 persen).
Koster menjelaskan pengurus dan kader Denpasar sangat solid. Bekerjasama dan gotong royong tanpa pamrih selama tiga bulan demi kemenangan.
“Kita syukuri menang Pilgub dan walikota.
DPP partai memantau dan sangat mengapresiasi kinerja kita di Bali.
Banyak pemimpin pusat sempat risau dengan Bali kiranya saya bisa kalah. Tapi
Kita turun terus ke arus bawah dan bekerja keras. Untuk Denpasar, tyang apresiasi sangat luar biasa,” jelas Wayan Koster.
Untuk itu, ia mewakili DPP, DPD PDI-P, Tim pemenangan Koster-Giri serta semua rumpun keluarga menyampaikan terimakasih yang tulus kepada semua pengurus di Kota Denpasar.
Kedepan, Koster-Giri berkomitmen menyelesaikan sejumlah program pembangunan strategis yang telah disampaikan saat kampanye.
Seperti penyelesaian kemacetan, air bersih, sampah, pendidikan, kesehatan gratis, pembangunan infrastruktur jalan, menata kota dan mengawal keamanan kota Denpasar.
Kegiatan anjaksana dan ucapan terima kasih Koster-Giri dan Jaya Wibawa ini ditutup dengan makan nasi jinggo bersama. (*)