fbpx

Ngaben dan Manusa Yadnya di Gerokgak Gede: Wujud Harmoni dan Gotong Royong Masyarakat Tabanan

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menghadiri Upacara Pitra Yadnya (Ngaben Gabungan) dan Manusa Yadnya yang dilaksanakan oleh Banjar Adat Graha Santhika Gerokgak Gede, Desa Adat Kota Tabanan, Minggu(12/1).

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menghadiri Upacara Pitra Yadnya (Ngaben Gabungan) dan Manusa Yadnya yang dilaksanakan oleh Banjar Adat Graha Santhika Gerokgak Gede, Desa Adat Kota Tabanan, Minggu(12/1). Upacara ini berlangsung meriah dengan partisipasi penuh masyarakat yang memadati Bale Banjar Adat Gerokgak Gede.

Karya Pitra Yadnya dipuput oleh Pandita Empu Nabe Paramayogi Swara dengan pelaksanaan puncak pada 11 Januari 2025. Sebanyak 14 sawa diaben dengan biaya Rp 2,5 juta per sawa, ditambah 2 upacara Nyekah senilai Rp 1,5 juta per sawa. Upacara Ngelungah untuk 23 sawa dikenakan biaya Rp 750 ribu per sawa. Selain itu, Manusa Yadnya diikuti 25 peserta Metatah dengan biaya Rp 300 ribu per orang, 7 peserta Nyambutin (Tiga Bulanan) dengan biaya Rp 200 ribu per orang, serta 6 peserta Menek Kelih/Mara Jaswala dengan biaya yang sama.

Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya mengapresiasi semangat gotong-royong masyarakat Gerokgak Gede. “Saya sangat bangga dengan kekompakan dan kebersamaan masyarakat di sini. Pemerintah hadir untuk mendukung penuh yadnya seperti ini, sebagai bagian dari menjaga kelestarian budaya Bali,” ujar Sanjaya.

Ia juga menekankan pentingnya memahami esensi yadnya, tidak hanya dari segi biaya tetapi juga pelaksanaan tri upa saksi agar upacara berjalan sempurna. “Ngaben adalah penghormatan terakhir yang sangat penting dalam mempersiapkan reinkarnasi. Kami dari pemerintah juga menawarkan solusi berupa pembangunan krematorium untuk banjar yang tidak memiliki fasilitas pelaksanaan ngaben secara mandiri,” jelasnya.

Bupati Sanjaya menegaskan bahwa ngaben gabungan adalah contoh terbaik bagaimana adat dan tradisi bisa tetap dilestarikan dengan biaya yang lebih hemat tanpa mengurangi makna dan esensinya. “Tabanan menjadi pelopor dalam pelaksanaan ngaben kolektif. Ini tidak hanya membantu meringankan beban masyarakat, tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya,” imbuhnya.

Ketua Panitia Yadnya, I Made Nuada, menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah daerah. “Keberhasilan karya ini adalah hasil gotong-royong yang luar biasa dari masyarakat dan bantuan dari pemerintah. Terima kasih kepada Bapak Bupati yang selalu hadir memberikan perhatian,” ungkap Nuada.

Upacara ini tidak hanya menjadi simbol harmonisasi budaya dan agama, tetapi juga menjadi bukti bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah mampu menciptakan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak. Tabanan terus menunjukkan komitmen dalam melestarikan adat, tradisi, dan keharmonisan masyarakatnya.[*rls]

 

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.