fbpx

Arak Bali Mendunia, Wayan Koster Layak Dinobatkan Bapak Arak Bali

Wayan Koster Layak Dinobatkan Bapak Arak Bali

DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Arak Bali merupakan warisan budaya yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Penetapan ini berkat perjuangan Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster. Komitmennya melestarikan budaya arak Bali dilakukan dengan menerbitkan Pergub nomor 1 tahun 2020 tentang tata kelola minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali.

Kini ribuan petani arak bisa hidupi ekonomi keluarga. Brand arak jumlahnya terus bertambah sekitar 60 jenis. Produsen dan artisan arak pun kian bertumbuh. Komitmen Koster, arak for the world perlahan mulai terwujud.

Pria asal Sembiran ini akan memperbaiki sistem promosi dan juga mendesain kemasan agar menarik mata dunia. Arak kini telah diakui sebagai minuman spirit ketujuh dunia setara dengan minuman terkenal lainnya.

Koster layak menyandang status Bapak Arak Bali. Karena Tradisi budaya Bali ini tetap lestari di tangannya. Warga lokal Bali pun merasakan dampak ekonomi, dan arak Bali mulai terkenal.

Inilah seharusnya dilakukan setiap pemimpin di Bali. Jagalah peradaban Bali. Karena daerah yang memiliki peradaban yang kuat akan memiliki fondasi sosial yang kuat untuk kemajuan ekonominya.

Seluruh warga Indonesia harus bangga dengan Bali yang terus melestarikan budaya, seni, tradisi, dan kearifan lokalnya. Karena jika ingin melihat kejayaan nusantara di masanya, lihatlah Bali. Bali merupakan jendela kejayaan Nusantara. Tengoklah dan dukung setiap perjuangan Bali menjaga, melestarikan kebudayaannya dan alamnya.

“Terima kasih Pak Gub (Wayan Koster,red) sudah menjadi Bapak Arak Bali di Indonesia, terima kasih Pak,” kata artisan arak Bali, Nathan Santoso, di Level 21 Mall Denpasar Jumat 31 Januari 2025.

Nathan saat itu hadir memamerkan artisan araknya dalam acara Bali Signature Drink Edition yang digelar komunitas Fermenusa dan Level 21 mall. Event ini termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Arak ke-3 yang jatuh setiap 29 Januari.

“Kita bisa saling berbagi di sini, pertama, bahwa setiap artisan di Bali ini tidak akan ada disini, apabila tidak ada pergub nomor 1 tahun 2020 oleh pak Gubernur Koster,” ujarnya.

Dia menjelaskan, apapun yang diperjuangkan di sini oleh semua teman artisan bukan hanya menghasilkan minuman arak Bali yang enak tetapi ini sebuah kisah dalam gelas. Kisah tentang kejayaan nusantara.

“Kalau kita mau tahu nusantara paling dekat kita lihat di Bali. Karena tempat lain tak ada seperti Bali. Pulau Dewata adalah jendela kita melihat kejayaan nusantara di masa lalu, itu sebabnya apapun yang dikerjakan di sini sangat penting untuk memiliki konteks budaya,” tegasnya.

Oleh sebab itu, kata dia, siklus kegiatan seperti ini harus rutin digelar oleh semua komunitas. Konteksnya harus berkomitmen meningkatkan nilai-nilai budaya Bali salah satunya tradisi arak Bali.

“Konteks pembicaraan hari ini disentralkan hal-hal yang meningkatkan nilai budaya Bali, salah satunya arak Bali, yang sudah dipergubkan dan didukung oleh Pak Gubernur Wayan Koster,” katanya.

Sementara itu, Ida Bagus Rai Budarsa Pendiri & CEO Hatten Wines mengatakan, pihaknya telah memproduksi arak sejak puluhan tahun lalu sebelum menghasilkan wine. Tradisi budaya Bali benar-benar dijalankan.

Contohnya, produk arak Bali Dewi Sri yang diproduksi Hatten Wines telah dilakukan jauh waktu sebelum memproduksi wine di Bali.

Menurutnya, permintaan arak Dewi Sri cukup bagus. Marketnya ke hotel dan juga ke restoran-restoran di Bali.

Ia menyarankan agar Gubernur Bali Wayan Koster bersama pemerintah terus mengontrol pertumbuhan produsen arak Bali. Hal ini demi menjaga kualitas arak Bali yang akan dipasarkan.

“Kedepan bagaimana kita bisa bersama mengontrol. Kita memberikan kesempatan orang untuk berusaha, tapi juga kontrol kualitasnya. Sama sama sesama produsen juga saling kontrol agar kualitas produk yang naik terjaga,” katanya. [*]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.