Wagub Giri Prasta Hadiri Pitra Yadnya di Kedewatan, Tekankan Bakti kepada Leluhur

Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan di Setra Desa Adat Kedewatan, Gianyar, Minggu (13/7/2025).

GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan di Setra Desa Adat Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, pada Minggu (Redite Umanis, Menail), 13 Juli 2025. Dalam sambutannya, Wagub Giri menegaskan pentingnya generasi penerus untuk tidak melupakan tanggung jawab spiritual terhadap para leluhur.

“Kesuksesan dan kemampuan kita untuk berkarya merupakan hasil perjuangan leluhur pada zamannya. Saat mereka telah tiada, menjadi kewajiban kita untuk menyucikan mereka agar memperoleh tempat yang layak dan dapat bereinkarnasi menyelesaikan karma sebelumnya,” ujar Wagub Giri Prasta.

Ia juga menekankan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari karma sesana, yang menjadi tanggung jawab moral dan spiritual dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, manusia harus senantiasa menjaga perbuatan dan tidak menyakiti sesama makhluk hidup.

Upacara Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan ini diikuti oleh 57 sawe (jenazah) yang sebelumnya mekingsan di pertiwi atau belum dikremasi. Mereka mengikuti upacara ngaben massal yang dilaksanakan keesokan harinya, Senin (14/7), dilanjutkan dengan rangkaian upacara nyekah/mamukur dan ngelinggihin, yaitu menempatkan roh leluhur yang telah disucikan ke rong tiga (sanggah utama keluarga).

Selain itu, upacara ini juga melibatkan 100 peserta upacara metatah (potong gigi), sebagai simbol penyucian diri dan pengendalian indria.

Bendesa Adat Kedewatan, I Nyoman Sudiana, menjelaskan bahwa upacara besar ini dilaksanakan rutin setiap empat tahun sekali, untuk meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan upacara secara individu. Seluruh rangkaian dilakukan dengan sistem gotong royong, baik dari sisi biaya maupun sarana upakara.

“Melalui pelaksanaan bersama seperti ini, masyarakat mendapat kemudahan dan tetap bisa memenuhi kewajiban suci kepada leluhur secara layak dan utuh,” jelas Sudiana.

Upacara Prenawa Agung ini menjadi pengingat pentingnya nilai-nilai Tri Hita Karana, khususnya dalam menjaga hubungan harmonis dengan leluhur sebagai bagian dari warisan budaya spiritual Bali yang terus dijaga dan diwariskan lintas generasi.[*]

Berita Terkait
error: Konten ini terlindungi.