
BULELENG, MEDIAPELANGI.com – Wakil Bupati (Wabup) Buleleng, Gede Supriatna, menegaskan bahwa penyelenggaraan berbagai festival di Kabupaten Buleleng, termasuk Lovina Festival 2025 yang baru saja usai, adalah bentuk investasi penting dalam promosi pariwisata dan budaya daerah.
Ia memastikan kegiatan semacam ini bukan ajang pemborosan anggaran, tetapi justru strategi untuk menggerakkan ekonomi lokal.
Hal ini ditegaskan Wabup Supriatna saat memberikan sambutan dalam acara penutupan Lovina Festival 2025 di Panggung Utama Pantai Tasik Madu, Kawasan Lovina, Minggu (27/7/2025).
“Supaya tidak ada salah persepsi di masyarakat, saya tegaskan bahwa festival-festival yang dilaksanakan Pemkab Buleleng bukan untuk menghambur-hamburkan uang. Tujuannya jelas, yakni sebagai media promosi pariwisata dan budaya kita,” kata Supriatna tegas.
Menurutnya, penyelenggaraan festival memberikan banyak manfaat, mulai dari pentas atraksi budaya, hingga penyediaan ruang promosi dan penjualan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta pelaku pariwisata.
“Ini adalah panggung untuk menunjukkan kekayaan budaya Buleleng dan memberi peluang ekonomi. Bukan sekadar hiburan,” lanjutnya.
Ia bahkan menyebut Lovina Festival 2025 sebagai contoh penyelenggaraan cerdas tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buleleng. “Festival ini sama sekali tidak memakai dana dari APBD,” tegasnya.
Wabup Supriatna menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya kepada semua pihak yang telah mendukung penuh terselenggaranya Lovina Festival, terutama para sponsor dan pelaku usaha pariwisata yang terlibat aktif, seperti Nyoman Arya Astawa dan Mr. Roland. Ia juga memuji dedikasi panitia dan komunitas pariwisata Lovina yang solid bersinergi dengan pemerintah.
Dampak positif festival ini juga terlihat dari data yang disampaikan Ketua Panitia Lovina Festival 2025 sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara. Ia mencatat jumlah kunjungan mencapai lebih dari 20.000 orang, melebihi target yang ditetapkan.
“Penjualan UMKM tembus Rp600 juta, dan tingkat hunian hotel di kawasan Lovina mencapai rata-rata 85%, bahkan 100% untuk hotel-hotel favorit,” ungkap Dody.
Ia menegaskan bahwa Lovina Festival bukan hanya ajang hiburan, tetapi bukti nyata komitmen bersama dalam melestarikan budaya, memperkenalkan potensi lokal, dan menggerakkan roda perekonomian Buleleng.[*]