BADUNG, MEDIAPELANGI.com – Regulasi Gubernur Bali Wayan Koster melalui Surat Edaran Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah dijalankan serius oleh desa-desa di Bali, termasuk Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Meski dikelilingi padatnya bisnis akomodasi pariwisata, aparat desa dan warga setempat menemukan solusi kreatif untuk mengatasi keterbatasan lahan pengelolaan sampah. Hingga kini, Desa Tibubeneng telah membangun 1.000 teba modern dan lubang biomasa di rumah-rumah warga maupun tempat usaha.
Perbekel Tibubeneng I Made Kamajaya mengakui, pihaknya belum bisa sepenuhnya menuntaskan persoalan sampah karena ketiadaan ruang untuk membangun TPS3R atau TPST.
“Kami dikurung oleh usaha akomodasi wisata, jadi harus berpikir di luar nalar,” ujarnya, Minggu (10/8/2025).
Menurut Kamajaya, lubang biomasa dan teba modern menjadi solusi utama mengolah sampah organik dari dapur dan kebun. Tahun sebelumnya, jumlahnya sekitar 700 unit, sementara tahun ini sudah mencapai 1.000 unit.
“Target 2026, semua KK dan usaha di Tibubeneng punya teba modern, sehingga tidak ada lagi sampah organik keluar desa,” jelasnya.
Untuk sampah plastik, pihak desa tengah merancang kerja sama dengan Eco Bali Recycle agar sampah dapat diolah hingga tersisa residu. Selain itu, desa adat juga menyiapkan lahan kosong untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah.
Kamajaya menegaskan, setelah seluruh instrumen pengelolaan sampah siap, pihaknya akan memberlakukan sanksi adat tegas bagi warga maupun investor yang tidak mengelola sampahnya.
“Kalau infrastrukturnya sudah siap, tentu sanksi akan dijalankan ketat,” tegasnya.[*]
Dapatkan Update Terbaru!
Ikuti kami agar tidak ketinggalan info terbaru. GRATIS!!!
WhatsApp Channel
Google News
