Lapas Tabanan Buka Rahasia! Warga Binaan Bisa Curhat Langsung ke Kepala Lapas

Kamis, 18 September 2025 | 23:47 WITA

Lapas Tabanan — Kepala Lapas, Prawira Hadiwidjojo, membuka kesempatan emas bagi Warga Binaan untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan saran langsung ke jajarannya

TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Suasana hangat dan penuh kebersamaan tercipta di Aula Candra Prabhawa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tabanan, Kamis (18/09). Pada hari itu, Kepala Lapas Tabanan, Prawira Hadiwidjojo, menghadirkan kegiatan yang tidak biasa: sosialisasi hak-hak Warga Binaan sekaligus membuka ruang dialog interaktif untuk menampung aspirasi, kritik, dan saran terkait layanan di Lapas.

Kegiatan ini menghadirkan atmosfer yang berbeda dari rutinitas harian Lapas. Warga Binaan tidak hanya menerima pemahaman mengenai hak dan kewajiban mereka, tetapi juga diberikan kesempatan emas untuk menyampaikan langsung masukan kepada jajaran petugas. Prawira menegaskan bahwa setiap masukan akan menjadi bahan evaluasi bagi Lapas agar layanan bisa lebih baik. “Harapan kami, dengan terpenuhinya hak-hak Warga Binaan, maka kewajiban dapat dijalankan dengan baik, termasuk mengikuti seluruh program pembinaan yang ada. Dengan demikian teman-teman Warga Binaan dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan siap reintegrasi sosial ke masyarakat setelah bebas,” ujar Prawira.

Tidak hanya itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas, Wayan Surya, menekankan pentingnya peran aktif Warga Binaan dalam menjaga keamanan dan kondusivitas. Menurutnya, lingkungan yang aman dan tertib akan mendukung kelancaran semua program pembinaan. “Mari bersama-sama menjaga Lapas agar tetap aman dan kondusif sehingga teman-teman bisa berkegiatan dengan maksimal dalam mengikuti setiap program pembinaan yang ada,” imbuhnya.

Respons Warga Binaan pun positif. Salah satu perwakilan, Ketut, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan fasilitas yang diberikan. Ia menyoroti pemenuhan hak-hak penting, mulai dari hak beribadah, layanan kesehatan, akses informasi, hingga bantuan hukum. Ketut juga menekankan layanan kunjungan online gratis yang sangat membantu Warga Binaan yang keluarganya tinggal jauh. “Banyak dari kami yang keluarganya tinggal jauh dan jarang bisa bertemu langsung, sehingga layanan kunjungan online gratis ini sangat membantu,” tuturnya.

Sosialisasi hak-hak Warga Binaan ini juga menjadi momen edukatif yang memperkuat kesadaran mereka tentang hak dan kewajiban, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab. Dengan pemahaman yang lebih baik, Warga Binaan diharapkan mampu mengikuti program pembinaan secara maksimal, mulai dari pendidikan, pelatihan keterampilan, hingga kegiatan keagamaan dan sosial.

Selain itu, kegiatan ini menunjukkan komitmen Lapas Tabanan dalam membangun komunikasi dua arah antara petugas dan Warga Binaan. Dialog yang hangat dan terbuka diyakini dapat memperkuat rasa kebersamaan, meningkatkan kepercayaan, dan menciptakan lingkungan pembinaan yang lebih manusiawi. Tidak hanya sekadar menjalankan tugas administratif, Lapas Tabanan menegaskan bahwa pelayanan kepada Warga Binaan harus berbasis kepedulian, keterbukaan, dan profesionalisme.

Prawira menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi langkah nyata untuk menumbuhkan lingkungan pembinaan yang produktif dan manusiawi. Dengan komunikasi yang baik dan pemenuhan hak-hak Warga Binaan, Lapas berharap setiap warga binaan dapat keluar menjadi pribadi yang lebih siap menghadapi tantangan di masyarakat.

Momen kebersamaan ini juga menjadi bukti bahwa Lapas Tabanan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik. Dari pemenuhan hak-hak dasar, layanan kesehatan, bantuan hukum, hingga inovasi layanan kunjungan online, semua diarahkan untuk mendukung rehabilitasi sosial dan persiapan reintegrasi warga binaan.[*]

Kegiatan ini diakhiri dengan kesepakatan bersama antara petugas dan Warga Binaan untuk terus menjaga Lapas agar tetap aman, nyaman, dan kondusif. Dengan semangat gotong-royong dan komunikasi terbuka, Lapas Tabanan menegaskan bahwa pembinaan tidak hanya soal pengawasan, tetapi juga membangun manusia seutuhnya.

Dengan langkah ini, Lapas Tabanan membuktikan bahwa pembinaan yang manusiawi, transparan, dan komunikatif bukan hanya teori, melainkan praktik nyata yang dapat mengubah kehidupan Warga Binaan ke arah yang lebih baik.[*]