TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Kasus gigitan anjing liar yang menimpa 15 pendaki di kawasan Gunung Batukaru, Tabanan, membuat masyarakat gempar. Kejadian ini sontak mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yang langsung melakukan langkah cepat untuk memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis sesuai standar rabies.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, dr. Ida Bagus Surya Wira Andi, Minggu (21/9), menegaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan 20 puskesmas di seluruh wilayah Tabanan, RSUD Tabanan, RSUD Singasana, serta rumah sakit swasta dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya pasien korban gigitan anjing liar dan menjamin ketersediaan layanan darurat.
“Korban gigitan harus mendapatkan penanganan medis secepat mungkin, karena gigitan anjing sangat berpotensi menularkan rabies,” tegasnya.
Dari laporan yang masuk, lima orang korban tercatat sudah mendatangi UGD Puskesmas Pupuan I. Mereka langsung ditangani dengan prosedur standar medis rabies, yakni mencuci luka menggunakan air mengalir dan sabun selama 10–15 menit untuk menekan risiko infeksi sekaligus menonaktifkan virus rabies yang mungkin terbawa dari air liur anjing. Selain itu, Vaksin Anti Rabies (VAR) juga segera diberikan kepada korban sesuai ketentuan. Langkah ini merupakan prosedur wajib agar risiko rabies dapat ditekan sejak dini.
Hingga berita ini diturunkan, RSUD Tabanan, RSUD Singasana, puskesmas lain, dan faskes di Tabanan belum menerima pasien tambahan. Namun seluruh fasilitas kesehatan diminta tetap siaga penuh menghadapi kemungkinan adanya korban lain yang datang.
Tak hanya di sektor kesehatan manusia, Dinas Kesehatan Tabanan juga menggandeng Dinas Pertanian melalui Puskeswan III yang membawahi wilayah Selemadeg, Selemadeg Barat, dan Pupuan. Langkah ini dilakukan untuk melacak keberadaan anjing yang menggigit korban.
Jika anjing berhasil ditangkap, akan dilakukan pemeriksaan otak untuk memastikan ada atau tidaknya virus rabies. Namun jika anjing tidak dapat ditemukan, maka korban gigitan akan tetap diberikan rangkaian vaksin rabies lengkap dan pemantauan ketat terhadap gejala rabies.
Terkait ketersediaan vaksin, Dinas Kesehatan Tabanan memastikan bahwa stok Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) saat ini masih aman. Bahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk mengantisipasi kebutuhan tambahan apabila diperlukan.
“Kami sudah menyiapkan stok vaksin rabies dan terus melakukan pemantauan. Kami juga menjamin bahwa pelayanan medis terkait gigitan anjing rabies akan dilakukan sesuai standar,” ujar dr. Surya Wira Andi.
Dinas Kesehatan Tabanan mengingatkan masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada. Jika mengalami gigitan anjing atau hewan penular rabies lainnya, masyarakat diminta segera melakukan langkah awal dengan mencuci luka menggunakan air mengalir dan sabun, kemudian segera menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis dan vaksin.
“Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor dan melakukan penanganan medis jika tergigit. Jangan menunda, karena rabies sangat berbahaya dan berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa ancaman rabies masih nyata di Bali, terutama di wilayah pedesaan dan kawasan hutan. Langkah cepat, koordinasi lintas sektor, serta kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk menekan angka kasus rabies di Tabanan dan Bali secara umum.[*]
Dapatkan Update Terbaru!
Ikuti kami agar tidak ketinggalan info terbaru. GRATIS!!!