TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Alih-alih menggelar pesta seremonial, Persatuan Wartawan Tabanan (Pewarta) memilih cara berbeda dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 mereka. Dengan mengusung konsep Tri Hita Karana, para pewarta Tabanan memperingati momen penting ini dengan kegiatan spiritual dan aksi nyata pelestarian lingkungan di Pura Luhur Batukau, Penebel, Sabtu (25/10).
Perayaan HUT Pewarta ke-11 tahun ini dimulai dengan kegiatan ngaturang bakti atau persembahyangan bersama secara khidmat di Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel. Momen ini bertepatan dengan perayaan Tumpek Wariga hari suci dalam agama Hindu untuk memuliakan Dewa Sangkara, penguasa kesuburan tumbuh-tumbuhan.
Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap alam, para wartawan yang tergabung dalam Pewarta menyerahkan 50 bibit pohon cempaka kepada prajuru atau pengurus pura. Bibit tersebut nantinya akan ditanam di kawasan hutan lindung sekitar Pura Luhur Batukau, yang dikenal sebagai paru-paru Kabupaten Tabanan.
Ketua Pewarta Tabanan, Anak Agung Gede Kayika Sasrawiguna, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan spiritual wartawan terhadap lingkungan, sekaligus refleksi perjalanan organisasi yang telah memasuki usia sebelas tahun.
“Kegiatan ini menjadi refleksi spiritual bagi kami Pewarta di usianya yang sudah memasuki sebelas tahun. Kami ingin menunjukkan bahwa wartawan juga punya peran menjaga keseimbangan alam dan harmoni kehidupan,” ujar Kayika.
Ia menambahkan, pemilihan pohon cempaka memiliki makna filosofis mendalam. Pohon tersebut kerap digunakan dalam sarana upacara keagamaan di Bali, sehingga penanamannya turut menjaga keberlanjutan sumber banten serta kelestarian alam Batukaru.
“Melalui penanaman pohon cempaka, kami berharap bisa ikut menjaga sumber sarana yadnya dan hutan Batukaru yang menjadi paru-paru Tabanan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kayika menegaskan bahwa perayaan HUT Pewarta kali ini tidak berhenti pada kegiatan simbolis. Masih ada sejumlah agenda lanjutan, seperti kunjungan sosial ke panti asuhan dan refleksi profesi, untuk memperkuat etika jurnalistik dan kepedulian sosial di kalangan wartawan.
“Kami ingin wartawan Tabanan tidak hanya kuat secara profesional, tapi juga punya kepekaan sosial dan rasa tanggung jawab terhadap alam,” imbuhnya.
Kegiatan yang dilaksanakan di lereng Gunung Batukau itu pun disambut positif oleh pengempon pura serta masyarakat sekitar. Mereka mengapresiasi langkah Pewarta yang menjadikan momentum ulang tahun sebagai sarana mempererat harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam sejalan dengan nilai luhur Tri Hita Karana.
“Apa yang dilakukan wartawan ini sangat baik, karena membawa semangat menjaga alam lewat tindakan nyata,” ujar salah satu pengempon pura.
Dengan semangat Tri Hita Karana yang diusung, HUT ke-11 Pewarta Tabanan bukan hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga pengingat bahwa profesi wartawan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan antara spiritualitas, sosial, dan lingkungan.[*]
Dapatkan Update Terbaru!
Ikuti kami agar tidak ketinggalan info terbaru. GRATIS!!!











