TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Lubang di besi penyambung atau joint jembatan di Jalur Denpasar–Gilimanuk, tepatnya di Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan, kembali makan korban. Tiga orang pengendara motor tergelincir saat hujan deras pada Selasa (11/11/2025), menyebabkan luka parah dan memicu keresahan warga. Joint yang kerap dikeluhkan pengguna jalan ini kini mendapat perhatian serius dari pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bali yang berjanji segera menurunkan tim untuk melakukan kajian ulang.
Joint atau besi penyambung jembatan di ruas vital penghubung Bali Barat–Denpasar itu diketahui telah beberapa kali menyebabkan kecelakaan. Saat hujan deras, lubang di antara besi joint kerap tertutup air sehingga tidak terlihat oleh pengendara, terutama pengguna sepeda motor, dan membuat kendaraan kehilangan kendali.
Terbaru, pada Selasa siang (11/11), kecelakaan terjadi di lokasi tersebut melibatkan sepeda motor DK 3931 OW yang dikendarai I Wayan Putra Ardana (39) asal Mengwi, Badung, bersama dua penumpang, Ni Komang Dewi Purnamiasih (30) dan seorang anak berusia 8 tahun. Motor mereka tergelincir karena jalan licin dan oleng di badan jalan sebelah utara.
Kapolsek Kediri Kompol I Nyoman Sukadana menjelaskan, saat kejadian datang truk Mitsubishi Fuso DK 8569 HA yang dikemudikan Bambang Suringgana (26) dari arah yang sama. Roda belakang truk sempat mengenai salah satu penumpang motor hingga mengalami luka serius.
“Korban perempuan mengalami patah tulang di kedua paha, sementara pengendara mengalami patah kaki kiri dan luka robek di bibir. Anak yang dibonceng luka lecet di kaki. Seluruh korban telah dievakuasi ke BRSUD Tabanan,” jelasnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) I.II PJN I Bali, Pramono Yulianto, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan tim perencanaan P2JN Bali untuk melakukan survei lapangan serta kajian ulang terhadap penggunaan besi joint jembatan di lokasi tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan P2JN Bali untuk menurunkan tim survei dan mengkaji ulang penggunaan besi joint memanjang tersebut. Kajian akan dilakukan dalam waktu dua hingga tiga hari,” ujar Pramono, Rabu (12/11/2025).
Meski begitu, Pramono menegaskan bahwa secara fungsi, joint tersebut masih berperan sebagai penyambung antara jembatan lama dan yang baru serta dalam kondisi baik. Namun, hasil kajian teknis nantinya akan menentukan langkah perbaikan yang direkomendasikan.
Masyarakat berharap langkah cepat pemerintah pusat dapat segera mengatasi masalah ini, mengingat ruas jalan tersebut merupakan jalur utama transportasi antarwilayah Bali–Jawa yang sangat padat, dan keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas.[ka]
Dapatkan Update Terbaru!
Ikuti kami agar tidak ketinggalan info terbaru. GRATIS!!!











