Gianyar,mediapelangi.com-Banyak ritual sakral di Bali yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan, sepertinya halnya ritual gambelan bebunangan dan tarian sakral, salah satu warga Adat Banjar Patas,Desa Taro,Tegallalang,Gianyar,untuk memohon kesuburan tanaman padi di musim kemarau seperti saat ini.
Ritual yang dipusatkan di Pura Puseh, Bale Agung,adapun prosesi diikuti oleh seluruh warga Adat setempat.Rabu(13/09/2017).
Dengan di iringi gambelan bebunangan, tarian sakral baris Gede,tarian rejang,serta baris tumbak ini,adalah merupakan bagian dari prosesi saat warga masyarakat Patas,Desa Taro,menggelar ritual khusus untuk tanaman padi di musim kemarau.
Ritual yang diikuti seluruh warga adat,untuk memohon sejak menanam padi hingga panen mendatang,seluruh tanaman tidak terganggu oleh musim serta tidak terganggu oleh hama.
Gambelan bebunangan dam tarian baris gede,digelar di tengah Pura,serta tarian baris tumbak yang menggunakan kober,serta rejang sakral di gelar di utamaning mandala, atau pusat Pura.
Ritual yang digelar warga setiap tahun sekali terutama di musim kemarau,diantara puja wali Kapat,yang biasanya dilakukan 3 – 4 hari.
Tokoh Adat Patas I Ketut Wija,meyakini hanya dengan kuasanya / segala bentuk aktifitas warga yang kebanyakan menjadi petani,semua akan terpelihara dan menghasilkan sesuai harapan,”ungkapnya.
Menurut dia,ini ada hubungannya dengan pemeliharaan padi supaya tumbuh subur dan dapat terlaksana dengan baik,dengan upacara seperti ini yang digelar oleh seluruh warga masyarakat Patas.
Setelah selesainya ritual ini seluruh warga masyarakat di berikan tirta suci yang nantinya akan dipercikan di seluruh tanaman milik warga masyarakat.(*mp)