Tabanan, mediapelangi.com – Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Tabanan pada Senin (23/10/2017) mendadak menjadi klinik kesehatan. Khususnya, klinik pemeriksaan IVA dan Sadanis/Mamografi. Hampir sebagian besar ruangan di Kejari Tabanan di Jalan PB Sudirman menjadi ruang pemeriksaan dan sesak dengan para ibu yang akan menjalani pemeriksaan.
Hal itu menyusul bakti sosial yang diselenggarakan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Wilayah Bali atau organisasi istri pegawai, pegawai perempuan, pensiunan pegawai perempuan, dan istri pensiunan atau janda pegawai Kejaksaan Republik Indonesia wilayah Bali di bidang kesehatan.
Bakti sosial itu merupakan yang ketiga kalinya serangkaian peringatan Hari Kanker Internasional. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didukung penuh oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, dan Kabupaten Badung. Kemudian BRI dan BPJS.
Sedikitnya 234 orang perempuan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Tabanan mengikuti pemeriksaan yang bertujuan untuk deteksi dini dan pencegahan kanker serviks dan payudara ini.
Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Tabanan Nyonya Putriningsih Wirna Ariwangsa, beberapa pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Tabanan dan sejumlah perbekel atau kepala desa.
Sementara itu, dari pihak Kejaksaan tampak Kajati Bali Jaya Kesuma yang dalam kesempatan itu membuka langsung kegiatan tersebut. Nyonya Tuti Jaya Kesuma selaku Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Wilayah Bali, Kajari Tabanan Ni Wayan Sinaryati beserta jajarannya.
Dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan tersebut, Kajati Bali Jaya Kesuma menegaskan bahwa Kejaksaan tidak hanya bertugas melakukan penegakan hukum semata di tengah masyarakat. Kejaksaan juga memiliki peran sosial dengan memberikan pelayanan publik. “Salah satunya melalui bakti sosial. Seperti hari ini di bidang kesehatan,” ujarnya.
Dia mengaku sependapat, bila kaum perempuan memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam pembangunan bangsa. Dan, ini dirasakannya di lingkungan Kejaksaan. Menurutnya, tanpa peran ibu-ibu, para jaksa yang bertugas keliling Indonesia akan sulit menerapkan pola hidup yang sehat.
“Bisa dibayangkan, tanpa ibu-ibu tidak ada yang memperhatikan sarapan pagi. Kalau ibu-ibunya sehat, tentu suami-suaminya, anak-anaknya juga sehat dan kuat. Maka dari itu, saya rasa program yang dicanangkan Ibu Iriana Joko Widodo di bidang pencegahan dan deteksi dini kanker serviks ini tepat sekali. Dengan perempuan yang sehat, Indonesia akan sehat juga dan mampu mewujudkan generasi yang sehat pula. Kalau sudah terbentuk generasi yang sehat, Indonesia kuat. Kalau Tabanan generasinya sehat, Tabanan akan kuat,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Eka dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya atas kegiatan yang diselenggarakan IAD Wilayah Bali tersebut. Menurutnya, kegiatan itu menjadi suatu yang spesial bagi kaum perempuan dan ibu di Tabanan. “Buat saya ini pro rakyat dan pro kaum ibu,” katanya.
Sejatinya, sambung Bupati Eka, penanganan kanker serviks bukanlah suatu hal yang baru di Kabupaten Tabanan. Bahkan, Tabanan sudah menjadi contoh nasional dalam penanganan dan pencegahan kanker serviks di tingkat nasional. Sebab, Tabanan secara kontinyu melakukan program tersebut. “Kami sudah melakukan pemeriksaan sampai dengan 83 persen sejak hampir delapan tahun lalu,” katanya.
Kendati demikian, menurut Bupati Eka, upaya tersebut bukannya tanpa kendala dan hambatan. Terutama dari para ibu-ibu yang menjadi sasaran utama dari pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ini. Hal tersebut tidak lepas dari pemahaman tentang pemeriksaan yang masih kurang.
“Banyak cerita lucu dan menggelikan. Dulu ibu-ibu di kampung masih tabu dengan pemeriksaan ini. Saya yang ikut turun langsung sejak 2009, waktu itu belum ada Mobil Sehat, melihat banyak kejadian seperti itu. Ada ibu-ibu yang sampai sembunyi di sudut pintu karena takut diperiksa,” bebernya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan IVA. Saat ini, kesadaran berangsur sudah terbangun terlebih dengan adanya dua unit Mobil Sehat yang turun langsung ke desa-desa. “Terus di masing-masing kecamatan juga sudah ada alat pemeriksaan dan kami juga berikan vaksin serviks bersubsidi. Dari 18 persen tahun lalu sekarang sudah 6 persen. Dan, di tahun ini mudah-mudahan bisa mencapai 2 atau 3 persen,” ujar Bupati Eka berharap.
Berdasarkan data dari Diskes Tabanan, jumlah penderita kanker serviks terus mengalami penurunan. Bila pada 2011 lalu, jumlah penderitanya mencapai 70 orang, sejak 2016 secara berangsur mengalami penurunan. Pada 2016 lalu jumlahnya sebanyak tujuh orang. Dan, sampai dengan Oktober 2017, jumlahnya sudah menjadi tiga orang. (hmstbn/ay)